JEMBRANA– Warga mendapat suguhan menarik lewat Dentuman suara kendang rebana yang mengiringi gemolek empat penari joged yang disebut tarian Tanjidor di Gedung Ksenian Bung Karno, Jembrana Sabtu 24 Septmber 2016 malam.
Layaknya penari joged bungbung atau tari pergaulan, keempat penari yang semuannya laki-laki berdandan wanita layaknya penari joged bungbung, turun dari panggung menuju denda kehormatan tempat para pejabat teras Pemkab Jembrana untuk diajak “Ngibing”
Menariknya, tarian pergaulan tersebut, musil pengiringnya bukanlah gambelan bungbung atau jegog, melainkan alat musik rebana yang biasa dimainkan oleh umat muslim dalam kegiatan keagaam.
Dengan tarian kolaborasi tersebut ternyata sukses mengundang decak kagum pejabat Pemkab Jembrana yang hadir dalam acara pentas seni yang di rangkai dengan perayaan Hut Yayasan Seni Jembrana (YSJ) yang pertama, sekaligus pengukuhan pengurus YSJ oleh Wakil Bupati Jembrana.
“Tarian Joged Tanjidor atau Joged Adrah tersebut merupakan garapan dari YSJ yang menggambarkan rasa kebersamaan dan keharmonisan umat beragama di Jembrana,” terang Ketua YSJ Dewa Darmada, Minggu (25/9/2016)
Selain tarian joged tanjidor yang seluruhnya dimainkan anggota YSJ, juga ditampilkan tari Jauk Manis oleh penari Yan Eka yang merupakan instruktur tari di YSJ.
“Kami menampilkan dua orang seniman tari wanita legendaris yang pernah berjaya di era tahun enam puluhan. Ternyata meskipun mereka sudah lansia, semangatnya untuk melestarikan seni patut diacungi jempol,” tutur ayah penyanyi top Bali Ayu Diliana itu.
Wakil Bupati Jembrana Made Kembang Hartawan dalam sambutan dibacakan Sekdis Dikporaparbud , menyambut baik berdirinya YSJ yang mampu mewadahi para generasi muda untuk berkarya melalui seni dan budaya.
“Melalui wadah YSJ ini, kesempatan generasi muda untuk berbuat negatif semakin kecil karena telah melibatkan diri dalam pembinaan seni,” harpanya.(dar)