Yogyakarta – Di tengah persaingan aplikasi transportasi daring, Jogjakita muncul dengan pendekatan yang unik dan berkomitmen pada pemberdayaan ekonomi lokal.
Menurut data perusahaan, 99 persen mitra pengemudi aplikasi ini adalah warga asli DIY yang memiliki KTP Yogyakarta. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Jogjakita, Bagus Cahyono, pada Jumat (1/7/2025).
“Jogjakita bukan sekadar aplikasi, ini adalah gerakan sosial-ekonomi untuk warga Jogja. Kami yakin dengan pengemudi lokal, kepercayaan pelanggan meningkat karena mereka merasa dilayani oleh tetangga sendiri,” ujar Bagus.
Bagus menambahkan, pengemudi lokal juga memiliki pemahaman mendalam tentang kota, yang memungkinkan mereka menavigasi jalan-jalan kecil dan jalur alternatif untuk mempercepat waktu tempuh. Hal ini, menurutnya, meningkatkan efisiensi dan mengurangi kemungkinan tersesat.
Senada dengan Bagus, General Manager Operasional Jogjakita, Dheny Septiawan, yang juga putra asli Bantul, menekankan bahwa keterlibatan warga lokal berdampak positif pada kualitas layanan.
“Dengan driver lokal, kami lebih mudah membangun kedisiplinan, pelayanan yang ramah, dan rasa tanggung jawab. Jogjakita bukan milik investor luar, ini milik kita, wong Jogja,” katanya.
Lebih dari sekadar platform, Jogjakita juga memiliki komitmen jangka panjang. Dheny menjelaskan bahwa aplikasi ini tidak hanya menyerap tenaga kerja lokal di perkotaan dan pinggiran, tetapi juga mendukung inisiatif transportasi ramah lingkungan sesuai arahan pemerintah dan WHO.
Selain itu, Jogjakita berupaya melestarikan nilai-nilai pelayanan khas Yogyakarta yang dikenal ramah, santun, dan beretika.
“Nilai-nilai ini yang perlahan mulai tergerus dalam layanan transportasi modern berbasis aplikasi,” kata Dheny.
Ia menyimpulkan, dengan semangat “Asli Jogja, untuk Jogja”, Jogjakita telah menjadi simbol kemandirian dan solidaritas warga Yogyakarta. ***