Gubernur Bali Made Mangku Pastika memuji Jokowi (Foto:KabarNusa) |
KabarNusa.com, Denpasar – Gubernur Bali Made Mangku Pastika menilai sosok Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang diusung sebagai calon presiden oleh PDIP merupakan tokoh yang baik.
Awalnya, Mangku Pastika berbicara seputar sosok ideal calon pemimpin Indonesia ke depan, termasuk kemungkinan dirinya berkiprah ke panggung politik nasional.
Pastika yang menjadi anggota Dewan Pembina DPP Partai Demokrat menegaskan, tetap akan mengabdi untuk masyarakat Bali. Sekalipun ada tawaran untuk berkiprah di panggung politik nasional, Pastika bergeming.
“Ya sekalipun Pak SBY yang meminta, saya katakan tidak, saya tetap akan mengisi sisa hidup di Bali, masih banyak yang perlu dikerjakan di Bali,” tegas Pastika usai menggunakan hak pilihnya di TPS 14 SD 4 Penatih Denpasar, Rabu (9/4/2014).
Dia kembali menegaskan, keinginannya setiap saat, setiap detik untuk berada di Bali sampai akhir hayatnya. Sekalipun sudah tidak menjadi gubernur, dia akan mencurahkan sisa hidupnya untuk masyarakat Bali.
“Itu sudah tekat saya, tidak boleh diganggu-ganggu lagi, digoda lagi,” selorohnya.
Kata dia, rakyat Bali masih membutuhkan kiprahnya, sehingga kalau Bali hebat maka Indonesia juga hebat.
Selanjutnya, Pastika mengungkapkan pandangannya tentang sosok pemimpin Indonesia ke depan.
“Sebagai sesama gubernur, dia (Jokowi) he is good,” tandas Pastika.
Sejauh yang dia ketahui, selama ini sebagai sesama gubernur, Pastika memuji figur mantan Wali Kota Solo itu.
Hanya saja, dia enggan mengomentari lebih jauh seputar langkah Jokowi dalam pencapresan mendatang.
Kendati begitu, menurutnya, pemimpin negeri ini harus memahami persoalan bangsa Indonesia yang tidak sederhana.
Untuk itu, setelah pemilu ini masih ada waktu beberapa bulan ke depan untuk melakukan evaluasi untuk melihat, mempelajari dan mengkaji calon pemimpin bangsa.
Kata dia, untuk memimpin Indonesia yang beragam multi entis, agama dan ras itu, setidaknya haruslah memiliki pengalaman mengurus pemerintahan, karena mengurus negara itu tidak gampang.
“Kalau menurut saya, harus ada tahapan, ya sabar dikit, kualitas pemimpin Indonesia hebat-hebat, tetapi ya harus diperhitungkan kemampuan secara nasional dan internasional, jangan cuma berdasar emosi saja,” tandasnya. (rma)