Pelatihan Jurnalistik Pelajar digelar AJI Denpasar (Foto:KabarNusa) |
KabarNusa.com, Denpasar – Menjelang hari libur sekolah puluhan pelajar SMA dan SMK di Bali mengikuti pelatihan jurnalistik dengan tema kreatif tanpa rokok yang digelar ALiansi Jurnalis Independen Denpasar dan Lembaga Perlindungan (LPA) Bali.
Pelatihan menghadirkan narasumber Ketua AJI Denpasar Rofiqi Hasan, Jurnalis Bali Daily Luh De Suryani, fotografer Anggara Mahendra dan Agung WS seorang disain grafis. Acara digelar di Penggak Men Mersi Jalan WR Supratman 169, Denpasar, Kamis (29/5/2914).
Ketua Panitia Pelatihan Jurnalistik Rohmat mengungkapkan, kegiatan merupakan rangkaian peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS).
Kata dia. kegiatan itu sebagai komitmen AJI dalam mengenalkan dan mengembangkan dasar jurnalisme di sekolah.
“MIinat siswa di bidang jurnalisme di sekolah makin berkembang sebagaimana dilihat dari banyaknya siswa yang menulis dalam majalah dinding,” ujar dia.
Karenanya, sebagai organisasi jurnalis AJI berkepentingan juga mengembangkan jurnalistik sejak dini atau tingkat sekolah. Perlu mengenalkan dasar dasar jurnalistik kepada mereka yang diharapkan menjadi bekal dalam menuangkan karyanya di sekolah maupun di luar.
Salah satu pemateri Rofiqi menyampaikan bahasan tentang opini dan tajuk dalam berita. Ada dua hal penting di media massa. Pertama berisi berita dan kedua tajuk.
Kata dia. sebuah berita menyajikan fakta apa yang sesungguhnya terjadi dan bukan merupakan opini atau pendapat wartawan.
Opini merupakan pendapat mengenai suatu masalah yang didukung deskripsi, analisa dan argumentasi.
Sedangkan hal penting lainnya dalam media adalah tajuk rencana yang merupakan opini redaksi mengenai masalah yang aktual sedang terjadi dan menjadi sikap resmi media.
Salah seorang peseta Putu Shinta dari SMA 6 Denpasar mengaku tertarik mengikuti pelatihan karena ingin mengembangkan media majalah dinding di sekolah.
Dia mencontohkan, sesuai tema yang diangkat kaitan kreativitas siswa dengan aktivitas merokok. Sebagai bahan tulisannya, dilakukan survei terhadap siswa yang kreatif tapi merokok.
“Saya ingin membuat tulisan bagaimana kreatif tanpa rokok. Saya ingin mengetahui bagaimana kreatif di mata mereka. Saya harapkan bisa membuat tulisan yang jernih dan tulus berkreativitas tanpa rokok,” paparnya.
Intinya, dia ingin agar mengubah teman teman sekolahnya menghindari asap rokok lewat tulisan yang dibuat dalam mading. Lewat karya di media juga disampaikan pesan pesan tentang bahaya paparan asap rokok dan pentingnya menjaga lingkungan termasuk di sekolah agar bebas dari paparan asap rokok.
Pemteri dari Forum Anak Daerah FAD Bali Pande Komang Gede Bayu Wikrama, banyak memaparkan tentang bahaya paparan asap rokok. Siswa diharapkan turut berkontribusi dalam mensosialisasikan bahaya asap rokok bagi kesehatan dan Perda nomor 10 Tahun 2011 tentang Kawasan Tanpa RokoK (KTR) yang berlaku di tujuh kawasan termasuk di sekolah.
Sementara Luhde menambahkan pentingnya membuat lewat tulisan yang mampu mempengaruhi orang lain atau masyarakat.
“Lewat tulisan, kita ingin agar mereka mengetuk mengubah orang terhadap apa yang diyakini sebagai kebenaran,” imbuhnya.
Pada kesempatan itu Sekretaris LPA Bali Titik Suhariyati menambahkan, pelatihan dan lomba mading yang melibatkan siswa itu untuk memberi kegiatan positif bagi mereka saat memasuki libur sekolah. (gek)