Kabarantan Bambang: Bali Aman dari Penyakit LSD pada Sapi

Pulau Bali masih aman dari penyakit LSD Lumpy Skin Disease pada sapi seperti disampaikan Kepala Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian Bambang.

10 April 2023, 07:03 WIB

Gilimanuk – Kepala Badan Karantina Pertanian, Kabarantan Kementerian Pertanian Bambang menegaskan Pulau Bali masih aman dari penyakit LSD Lumpy Skin Disease pada sapi.

“Sehingga perlu kolaborasi untuk menjaganya tetap aman” katanya kepada awak media di sela-sela Patroli Karantina, Kamis 6 April 2023 malam.

Untuk itu pihaknya mengajak pemangku kepentingan di Pelabuhan Gilimanuk, Bali untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi.

Diketahui, Lumpy Skin Disease (LSD) adalah penyakit kulit infeksius yang disebabkan oleh Lumpy Skin Disease Virus (LSDV)

Demi menjaga kelestarian sumber daya hayati di Pulau Bali. Hal demikian disampaikan Bambang saat memimpin rapat Patroli Karantina Lalu Lintas Komoditas Pertanian Ramadan dan Jelang Idulfitri 1444 H di Pelabuhan Gilimanuk.

“Kasus LSD sudah ada di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Oleh karena itu, bersama-sama kita harus menjaga tidak ada lalu lintas sapi dari luar (Pulau Bali),” tutur Bambang

Pasalnya, menurut Bambang, Pulau Bali adalah salah satu sentra sapi di Indonesia. Kebutuhan daging sapi untuk Ramadan dan Lebaran Idulfitri menurutnya masih aman ketersediaan dan stoknya.

Namun, perlu antisipasi gejolak jelang Idula dha nanti. Di mana kebutuhan sapi potong akan meningkat.

Sapi di Pulau Bali harus dijaga supaya tidak terjangkit juga (LSD). Bisa ke luar pulau tapi dari luar tidak bisa masuk.

Saya juga sudah berkoordinasi dengan otoritas veteriner pusat maupun daerah untuk mengantisipasi dan juga penanganan di daerah terjangkit melalui vaksinasi.

Karena vaksin LSD ini perlu masa inkubasi dua puluh delapan hari. Jadi harus segera dilakukan vaksin sejak sekarang,” jelas Kabarantan Bambang.

Hal senada juga disampaikan Bambang sebelumnya pada Rapat Koordinasi Lintas Sektoral di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur.

Ia pun meminta seluruh mitra Karantina termasuk pelaku usaha memahami kondisi terkini. Selain itu, Bambang mengajak mitra di pelabuhan untuk melakukan pengawasan terhadap lalu lintas hewan pembawa rabies (HPR).

Sejak 2008, Pulau Bali melalui Permentan ditetapkan sebagai kawasan Karantina rabies. Oleh karena itu, harus dijaga jangan ada lalu lintas media pembawa rabies baik dari Ketapang maupun sebaliknya.

“Kerja kita bersama untuk menjaganya,” katanya menegaskan.

Ketersediaan dan Stok Bahan Pokok Aman

Bambang menyampaikan hasil Patroli Karantina lalu lintas komoditas pertanian di Pelabuhan Gilimanuk berjalan lancar. Pejabat Karantina Pertanian Denpasar dan Surabaya melaksanakan tugasnya dengan baik, tentunya juga atas peran kerja sama instansi lain.

“Demikian juga, harga bahan pokok relatif turun. Tidak ada fluktuasi seperti tahun sebelumnya. Semoga tetap stabil,” imbuhnya.

Menanggapi sinergisitas pengawasan lalu lintas komoditas pertanian di Bali, Putu Terunanegara selaku Plt. Kepala Karantina Pertanian Denpasar Putu Terunanegara menyampaikan sudah terjalin sangat baik.

Kata Putu Terunanegara, TNI, Polri, Pelindo, dan instansi lainnya selalu turut berperan bersama Karantina dalam pengawasan lalu lintas komoditas pertanian dan memastikan kelancarannya.

Sebelumnya Bambang didampingi Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Wisnu Wasisa Putra dan Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Adnan, juga menyempatkan meninjau aset serta sarana & prasarana wilayah kerja dari Karantina Pertanian Surabaya, seperti di Purbolinggo dan Situbondo.

Hal tersebut dilakukan Bambang untuk memastikan pemeliharaan aset dan layanan karantina yang prima berjalan optimal.

Jadi, pastikan IKH (instalasi karantina hewan) selalu siap untuk digunakan. Kapan saja hewan ternak masuk sudah siap.

Jaga pemeliharaannya supaya kantor wilker dan lingkungannya nyaman. Bila perlu tanami dengan pohon buah atau lainnya,” demikian Bambang.***

Berita Lainnya

Terkini