Denpasar – Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Made Rentin, menyampaikan masa inkubasi atau munculnya gejala sejak pertama kali terpapar virus Omicron cenderung lebih cepat daripada varian lain. Lalu, gejalanya tidak spesifik namun disinyalir lebih ringan.
“Jadi masyarakat patut waspada tapi jangan khawatir secara berlebihan,” kata Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Made Rentin, dalam siaran persnya di Denpasar pada Sabtu (29/1/2022).
Para ahli sudah mempublikasikan beberapa fakta baru terkait dengan Omicron. Varian ini diketahui menyebabkan kenaikan kasus yang lebih tinggi dibandingkan varian Delta dikarenakan lebih mudah menular dan dapat menular pada orang yang pernah terinfeksi sebelumnya.
Honda Matic Power Competition di Bali, Peserta Bersemangat Pacu Kencang Motor
Lebih lanjut, Made Rentin yang juga menjabat sebagai Kepala BPBD Provinsi Bali mengatakan bahwa angka rawat inap di rumah sakit lebih rendah dibandingkan varian Delta. Rilis Satgas Nasional, per tanggal 26 Januari 2022, diketahui total pasien Omicron mencapai 1.988 orang dengan total pasien sudah sembuh sebanyak 765 orang.
“Kita perlu mengetahui ciri-ciri Omicron supaya bisa mencegahnya. Beberapa ciri varian Omicron yang sudah diketahui saat ini adalah tingkat penularan tinggi, tapi tingkat keparahannya rendah,” ujarnya.
Omicron memicu gejala ringan seperti flu biasa, batuk, dan demam, bahkan tanpa gejala, sehingga tingkat perawatan di rumah sakit lebih rendah dibanding varian delta, walaupun risikonya tetap ada.
Kapolri Apresiasi Pergub Sistem Pengamanan Lingkungan Terpadu Berbasis Desa Adat di Bali