Denpasar– Di balik deru mesin dan padatnya lalu lintas Bali, tersimpan risiko yang sering kali tak kasatmata. Menyadari hal tersebut, Astra Motor Bali kembali bergerak mengampanyekan keselamatan melalui edukasi intensif bagi 50 karyawan PT Coca-Cola pada Kamis (26/12).
Bukan sekadar pelatihan rutin, agenda ini menjadi misi penyelamatan nyawa di jalan raya, khususnya bagi mereka yang mengandalkan sepeda motor sebagai urat nadi mobilitas kerja.
Fokus utama pelatihan kali ini menyasar pada dua aspek krusial:Teknik Prediksi Bahaya dan Simulasi Safety Check.
Instruktur Safety Riding Astra Motor Bali, Yosept Klaudius, memaparkan kecelakaan sering kali bukan disebabkan oleh kurangnya keterampilan mengemudi, melainkan kegagalan dalam mengantisipasi situasi.
“Mayoritas insiden terjadi karena pengendara abai terhadap pergerakan pengguna jalan lain. Lewat semangat #Cari_Aman, kami melatih peserta untuk tidak hanya sekadar berkendara, tapi juga mampu ‘membaca’ risiko di area blind spot yang sering kali menjadi titik maut,” tegas Yosept.
Sinergi antara Astra Motor Bali dan PT Coca-Cola ini mendapat apresiasi tinggi. Ngurah Iswahyudi, PIC Safety Riding & Community Promotion Astra Motor Bali, menekankan keselamatan karyawan adalah investasi yang tak ternilai harganya.
“Kami ingin menanamkan pola pikir bahwa #Cari_Aman adalah sebuah gaya hidup. Tujuannya satu: memastikan setiap karyawan berangkat dengan semangat dan pulang ke rumah dengan selamat menemui keluarga,” ujar Iswahyudi.
Dampak dari pelatihan ini langsung dirasakan oleh para peserta. Kadek Hari, salah satu karyawan PT Coca-Cola, mengaku mengalami perubahan paradigma yang drastis mengenai cara ia memperlakukan jalan raya.
“Dulu saya pikir naik motor itu cukup sekadar bisa gas dan rem. Ternyata, ada etika dan teknik khusus untuk menjaga diri kita dan orang lain. Sekarang saya jauh lebih waspada,” ungkap Kadek penuh antusias.
Melalui langkah konsisten ini, Astra Motor Bali terus berupaya mengakar budaya tertib berlalu lintas di tengah masyarakat. Harapannya, jalanan Bali tidak lagi menjadi tempat yang mencekam, melainkan ruang yang aman bagi semua orang untuk mengejar mimpi.***

