Yogyakarta– Kabar duka dari musibah banjir yang melanda wilayah Sumatera dan Aceh memicu solidaritas di Kota Pelajar. Menanggapi imbauan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, deretan perguruan tinggi di Yogyakarta bergerak cepat memastikan mahasiswa mereka yang terdampak tidak putus sekolah.
Bentuk bantuan yang diberikan tidak main-main—mulai dari dukungan biaya hidup harian hingga pembebasan Uang Kuliah Tunggal (UKT) sepenuhnya.
Langkah ini bermula dari pesan menyentuh Sultan HB X di Gedhong Wilis, Kompleks Kepatihan. Beliau menegaskan bahwa Yogyakarta memiliki tradisi kemanusiaan yang kuat untuk menjaga para perantau yang sedang menimba ilmu.
“Saya mohon kampus di Jogja dapat mendata mahasiswa yang keluarganya terdampak bencana di Sumatera, sehingga bantuan bisa tepat sasaran,” tutur Sultan.
Beberapa kampus besar telah merinci skema bantuan yang cukup masif bagi para mahasiswa yang rumah atau penghasilan orang tuanya luluh lantak akibat bencana:
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY): Menyiapkan kebijakan “Satu Semester Gratis” sebagai langkah awal. Jika dampak bencana membuat orang tua kehilangan mata pencaharian secara permanen, UMY berkomitmen membebaskan biaya kuliah hingga mahasiswa tersebut lulus.
Universitas Islam Indonesia (UII): Menyalurkan bantuan berlapis. Selain keringanan SPP hingga lulus, UII juga memberikan dana tunai biaya hidup sebesar Rp400.000 per bulan untuk memastikan dapur mahasiswa tetap mengepul di tengah situasi sulit.
Universitas Gadjah Mada (UGM): Memberikan skema penyesuaian UKT untuk semester mendatang serta pembebasan biaya-biaya akademik lainnya guna meringankan beban psikologis mahasiswa.
Solidaritas ini meluas ke berbagai institusi lainnya. UPN Veteran Yogyakarta, UIN Sunan Kalijaga, UAD, UNISA, UKDW, hingga UNU Yogyakarta turut membuka pintu bantuan. Tidak hanya soal uang, bantuan yang disiapkan juga menyentuh aspek fundamental seperti:
Kupon Makan Gratis: Memastikan kebutuhan dasar harian terpenuhi.
Layanan Konseling: Mendampingi kesehatan mental mahasiswa yang mungkin mengalami trauma atau kecemasan akibat bencana di kampung halaman.
Dukungan Biaya Hidup: Bantuan dana darurat untuk kebutuhan mendesak.
Langkah kolektif ini menjadi bukti nyata bahwa di Yogyakarta, mahasiswa bukan sekadar angka akademik, melainkan bagian dari keluarga besar yang saling menjaga saat badai melanda.***

