Kamtibmas Sleman 2024-2025: Kriminalitas Menurun, Kasus Narkoba dan Kecelakaan Mengerikan Meningkat

Polresta Sleman mencatat penurunan laporan tindak pidana konvensional tahun 2024, tercatat 1.357 kasus hingga November 2025 turun1.234 kasus.

13 Desember 2025, 04:48 WIB

Yogyakarta– Polresta Sleman merilis data situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) tahun 2024 hingga November 2025 yang menunjukkan tren menarik namun mengkhawatirkan.

Meskipun angka tindak pidana secara umum tercatat menurun, peningkatan tajam terjadi pada kasus narkoba dan—yang paling disorot—tingginya angka fatalitas akibat kecelakaan lalu lintas.

Data ini dipaparkan oleh Kabag Ops Polresta Sleman, Kompol Masnoto, dalam konferensi pers, Kamis (11/12/2025), menekankan perlunya perhatian serius dari masyarakat, terutama menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Polresta Sleman mencatat penurunan jumlah laporan tindak pidana konvensional. Pada tahun 2024, tercatat 1.357 kasus dilaporkan. Sementara itu, hingga November 2025, angkanya turun menjadi 1.234 kasus.

“Ada kasus yang tidak masuk data kami karena sudah diselesaikan di tingkat bawah melalui Bhabinkamtibmas, tokoh agama, dan tokoh masyarakat,” jelas Kompol Masnoto.

Dia mengakui angka riil bisa lebih tinggi karena ada laporan yang masuk ke Polda DIY dengan lokus kejadian di Sleman.

Namun, penurunan ini dikontraskan dengan lonjakan kasus penyalahgunaan narkoba. Kompol Masnoto menegaskan bahwa kasus ini diukur dari hasil penindakan aparat, bukan laporan masyarakat. Pada tahun 2024, Polresta Sleman berhasil mengungkap 96 kasus narkoba. Angka ini melonjak signifikan hingga November 2025 menjadi 113 kasus.

Poin paling menggugah dari paparan ini adalah statistik kecelakaan lalu lintas (Laka Lantas) yang menelan korban jiwa ratusan orang.

Pada tahun 2024, terjadi 2.328 kasus laka lantas dengan korban meninggal dunia mencapai 193 jiwa. Angka ini hanya sedikit turun pada periode Januari–November 2025, di mana tercatat 2.233 kasus dengan 152 korban meninggal dunia.

Kompol Masnoto menyoroti rendahnya kesadaran berlalu lintas sebagai kontributor utama tingginya angka kematian ini, melontarkan perbandingan tajam yang menggugah:

“Kalau kita lihat, dalam setahun ada ratusan yang meninggal di jalan. Itu artinya tiap bulan bisa 12 sampai 20 orang. Satu orang meninggal karena dibunuh saja heboh, tapi 15 orang meninggal sebulan di jalan kok tidak heboh?,” ujarnya penuh keprihatinan.

Strategi Pengamanan Nataru: Prioritas Keselamatan dan Penertiban

Menghadapi masa libur Nataru, Polresta Sleman memperketat pengamanan dengan fokus utama pada keselamatan di jalan raya. Masnoto mengimbau masyarakat untuk menjadikan ketertiban berlalu lintas sebagai prioritas utama guna menekan potensi kerawanan.

Strategi pengamanan Nataru Polresta Sleman mencakup tiga pilar utama:

Deteksi Dini: Memanfaatkan fungsi intelijen untuk mengidentifikasi dan mencegah potensi ancaman.

Tindakan Preventif: Kolaborasi dengan instansi terkait untuk pencegahan.

Penegakan Hukum: Upaya terakhir untuk menindak pelaku kejahatan dan pelanggar lalu lintas.

“Kami juga bekerja sama dengan Dinas Perhubungan untuk pemeriksaan kendaraan angkutan umum demi menjamin keselamatan. Semua langkah ini kami lakukan agar masyarakat merasa aman dan kegiatan berjalan lancar,” tutupnya.***

Berita Lainnya

Terkini