Ubud– Kinerja pasar modal Indonesia terus menunjukkan rally yang luar biasa. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi, mengumumkan kapitalisasi pasar (market cap) telah mencapai rekor baru, bahkan melampaui target yang ditetapkan pemerintah.
Dalam Capital Market Journalist Workshop di Ubud (13-14 November 2025), Inarno mengungkapkan apresiasi tinggi terhadap peran media dalam mendukung pertumbuhan pasar.
“Kami bersyukur bisa disupport oleh rekan-rekan jurnalis media,” ujar Inarno Djajadi ujar Inarno Djajadi dalam Capital Market Journalist Workshop di Ubud 13-14 November 2025.

Inarno memaparkan hingga 7 November 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah menguat sebesr 18,57% ke posisi 8.394.
Namun, yang paling mencolok adalah encapaian kapitalisasi pasar.
“Kapitalisi pasar sekarang sudah Rp 15.315 triliun,” tegasnya lagi.
Pencapaian ini juga disertai frekuensi rekor tertinggi sepanjang masa (All Time High – ATH) yang terjadi berulang kali. Sepanjang tahun 2025, pasar tercatat mencetak ATH sebanyak 13 kali.
“Ini mungkin rekor yang luar biasa sekali… 13 kali. Jadi sangat-sangat luar biasa,” tambahnya, menunjukkan momentum positif yang terus berlanjut.
Inarno Djajadi juga menyoroti pencapaian rasio kapitalisasi pasar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang telah melampaui target jangka panjang pemerintah.
Pemerintah menargetkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, rasio kapitalisasi pasar terhadap PDB mencapai 68% pada tahun 2029.
“Syukur alhamdulillah kita tidak perlu menunggu 2029. Saat ini sudah menyentuh 69,18%,” kata Inarno.
Dengan capaian 69,18%, OJK kini membidik target internal yang lebih tinggi.
“Target kita 2027 itu 70%. Tinggal sedikit lagi,” ujarnya, optimistis target tersebut bisa tercapai sebelum akhir tahun 2025 dengan dukungan berbagai pihak.
Meskipun pasar mencatat rekor, Inarno menegaskan OJK memiliki komitmen dan perhatian serius untuk terus meningkatkan kualitas pasar. Salah satu area fokus utama adalah peningkatan persentase saham publik yang beredar bebas (free float).
“Peningkatan free float ini sudah menjadi kajian kita yang sangat serius,” jelasnya.
Kekinian, free float Bursa Efek Indonesia (BEI) masih berada di angka 7,5%, yang dinilai masih di bawah rata-rata regional dan menjadi tantangan yang perlu diatasi.
Narasumber Lain yang Hadir dalam workshop dan media gathering digelar IDX Bursa Efek Indonesia bersama OJK, KSEI dan IDClear sebagai berikut.
Deputi Komisioner Pengawas Pengelolaan Investasi Pasar Modal dan Lembaga Efek OJK: Eddy Manindo Harahap
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI): Iman Rachman
Direktur Utama Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI): Iding Pardi
Direktur Utama Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI): Samsul Hidayat. ***

