Kasus Kekerasan Anak Meningkat, Orang Tua Diminta Waspada

19 Agustus 2015, 17:36 WIB
Pengurus Daerah Perhimpunan Indonesia-Tionghoa (INTI) Bali @2015

KARANGASEM – Psikiater RSUP Sanglah dr. Anak Ayu Sri Wahyuni Sp.KJ mengatakan kasus kekerasan seksual pada anak di Bali belakangan ini semakin meningkat, karena itu orang tua siswa harus mengawasi keberadaan prilaku anaknya.

Kekerasan pada anak belakangan ini banyak muncul di Indonesia, termasuk di Bali. “Orang orang tua harus mewaspadai segala tindakan yang mengancam pada anak tersebut,” kata Sri Wahyuni di Desa Bhuana Giri, Bebandem, Karangasem, Bali akhir pekan lalu.

Wahyuni menyampaikan hal itu pada acara ceramah bertema “Kekerasan pada Anak dan Kasus Fediofilia” yang diselenggarakan Pengurus Daerah Perhimpunan Indonesia-Tionghoa (INTI) Bali, kepada masyarakat di Desa Bhuana Giri, Karangasem.

Dia mengharapkan masyarakat agar mewaspadai bila ada orang asing datang berkedok mempunyai suatu yayasan dan akan membantu anak-anak untuk membiayai sekolahnya.

“Saya harapkan warga harus mewaspadai gerak-gerik mereka. Apakah mereka memang niatnya benar akan membantunya sekolah atau itu hanya kedok belaka saja untuk mengaet anak-anak menjadi korban pelecehan seksual seperti itu,” ucapnya.

Diingatkan, masyarakat tidak mudah bujuk rayuan dari orang yang tidak dikenalnya (turis), apalagi membiarkan anak-anak mereka mengajak pergi ke luar kota.

“Kasus yang sering terjadi di sini (Karangasem), biasanya orang asing itu ciri-cirinya tidak mau berfoto bersama, berkelit pada orang banyak dan mengiming-imingi hadiah kepada anak, bahkan mereka menawarkan mengajak berwisata ke luar kota.

Oleh karena itu orang tua harus mengawasi anak-anaknya dan melarang anaknya dekat dengan orang tersebut,” ucapnya. Terkecuali, kata dia, orang asing yang memiliki yayasan tersebut sudah terdaftar di Dinas Sosial atau instansi resmi, bahwa yayasan yang dipimpinnya memiliki tujuan yang jelas untuk membantu anak-anak kurang mampu.

Oleh karena itu, warga masyarakat atau orang tua jika ada orang asing yang mengaku akan membantu biaya sekolah anak-anak wajib mereka melapor ke kantor desa maupun instansi terkait,” ucapnya. Wahyuni berpesan agar menjaga anak-anaknya dan terhindar dari kekerasan seksual. Karena anak-anak adalah masa depan bangsa.

Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Denpasar, Luh Putu Anggreni SH mengatakan bila warga mengetahui ada kasus kekerasan kepada anak segera melaporkan ke polisi atau instansi terkait agar mendapat penanganan lebih lanjut.

Anak-anak memiliki hak untuk hidup dengan damai, bahkan Undang-Undang Perlindungan Anak tersebut secara lengkap menjelaskan hak hidupnya tanpa kekerasan,” katanya.

Menurut Anggreni di dalam UU Perlindungan Anak sudah diatur secara jelas. Misalnya orang tua yang melanggar aturan itu atau melakukan penganiayaan terhadap anaknya sendiri akan dijerat juga dengan perlindungan anak.

“Saya berharap orang tua harus melindungi anak-anaknya agar tumbuh berkembang sesuai dengan kondratnya dan terhindar dari kasus pelecehan seksual,” ujarnya.

Ketua Yayasan Kekuatan Cinta Indonesia Betania Eden Thanu mengharapkan anak-anak tidak mudah percaya dengan orang baru dikenal mengajak ke daerah tertentu, atau mengiming-imingi hadiah yang tidak masuk akal.

Dia mengharapkan anak-anak tidak boleh memperlihatkan tubuh kepada orang lain, atau diraba oleh orang lain. Kecuali orang tua sendiri dan dokter jika periksa sakit. Kepada anak SDN 5 Bhuana Giri, dia meminta jangan mudah dirayu oleh seorang yang tidak dikenal untuk diajak keluar kota. Dan harus berani menolak dengan mengatakan “jangan menyentuh saya”.

Langkah pencegahan lebih penting dari pada terlambat menangani setelah terjadi kasus kekerasan pada anak tersebut. “Kami berharap kepada semua pihak untuk peduli terhadap kelangsungan kehidupan anak-anak, sehingga bisa tumbuh sesuai dengan kodratnya dan hidupnya tanpa kekerasan oleh pelaku kejahatan seksual,” katanya.

Kegiatan digelar dihadiri Ketua PD INTI Bali Sudiarta Indrajaya. Sudiarta mengatakan kegiatan sebagai upaya ikut mencerdaskan kehidupan bangsa, mencegah anak anak bangsa mengalami kemerosotan moral spiritual. Terlebih di Karangasem yang merupakan daerah tujuan wisata spiritual dengan Gunung Agung yang menjulang tinggi.

kata Sidarta, alam yang indah serta kawasan suci yang sangat perlu dijaga dengan baik, baik oleh pemimpin maupun masyarakat terutama generasi mudanya. Nampak hadir dalam rangkaian acara Bakti Bagimu Negeri 2015 itu, Ketua Dewan Pakar INTI Prof Dr Sulistyawati, Prof Dr Sukardika dan udangan lainnya. (gek)

Berita Lainnya

Terkini