Kabarnusa.com –
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan
Jafar menyayangkan kejadian pembunuhan Salim Kancil sebagai seorang
aktivis yang mengkritisi proses penambangan di Desa Selo Awar-awar,
Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Kata dia, kasus pembunuhan
salim kancil membuktikan bahwa pemanfaatan tata kelola Sumber Daya Alam
seperti pertambangan di desa masih belum dikelola secara baik dan
profesional.
“Ini membuktikanpengelolaan pertambangan
tidak dikelola secara baik dan hanya menguntungkan beberapa pihak
saja,” kata dia dalam keterangan tertulisnya diterima Kabarnusa.com
Senin (5/9/2015).
PPengelolaan sumber daya alam di desa memang perlu di tata secara profesional dan menguntungkan semua masyarakat desa.
“Jangan sampai ada pengelolaan SDA seperti pertambangan yang hanya menguntungkan kepala desa saja,” katanya mengungatkan.
Pengelolaan
SDA, seperti pertambangan menurut Marwan harus dikelola secara bersama
agar manfaatnya bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat.
Menurutnya,
pengelolaan SDA seperti pertambangan bisa dikelola secara bersama oleh
Masyarakat melalui BUMDes, ataupun usaha kelompok lainnya yang
difasilitasi oleh pemerintahan desa sehingga manfaatnya juga bisa
dirasakan bersama.
BUMDes sebagai wadah penguatan ekonomi
pedesaan tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat
desa, akan tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan nilai-nilai sosial
dan tradisi gotong royong antar masyarakat yang saat ini sudah mulai
terkikis.
“Dengan adanya BUMDes, masyarakat bisa sama-sama
saling memiliki dan menjaga aset yang dimiliki oleh desa. Tidak hanya
sekedar berorientasi pada materi yang mementingkan sebagian kelompok
saja,” imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, Salim Kancil
merupakan petani yang vokal menolak kegiatan penambangan pasir di Desa
Selo Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Kapolres
Lumajang Ajun Komisaris Besar Fadly Munzir Ismail mengatakan pembunuhan
itu dilatarbelakangi perselisihan antara para petani yang produksi
pertaniannya rusak akibat kegiatan penambangan dan warga yang mencari
nafkah dengan menambang pasir.
Menurutnya, sekelompok warga propenambangan pasir diduga menganiaya Salim, dikenal sebagai Salim Kancil pada Sabtu (26/9/2015) pagi.
Selain
Salim, beberapa orang diduga menganiaya Tosan, petani yang juga
menentang aktivitas penambangan pasir. Tosan luput dari maut dan dibawa
ke rumah sakit dalam kondisi kritis. (ari)