Yogyakarta– Nuansa estetik yang ditawarkan street coffee di atas Jembatan Kewek terpaksa harus berakhir demi keselamatan publik.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, mengambil langkah tegas dengan melarang segala aktivitas perdagangan di atas struktur jembatan yang saat ini kondisinya dinilai kritis.
Langkah ini diambil menyusul munculnya sejumlah lapak kopi (tenda kafe) di area jembatan yang sebenarnya telah ditutup total oleh Pemerintah Kota Yogyakarta.
Penutupan tersebut dilakukan karena jembatan sedang menunggu proses pembangunan ulang oleh Kementerian PUPR yang dijadwalkan pada April 2026.
Hasto menegaskan Satpol PP telah diinstruksikan untuk bergerak cepat melakukan penertiban mulai Rabu malam (24/12). Untuk memastikan lokasi tetap steril dari aktivitas komersial yang membahayakan, personel Satpol PP akan disiagakan di lokasi.
“Tadi pagi saya sudah telepon Satpol PP supaya malam ini ditertibkan. Ada tiga tenda kafe di sana. Malam ini saya tertibkan,” tegas Hasto saat ditemui di Balai Kota.
Ia bahkan berseloroh “tenda kafe” tersebut akan digantikan oleh “tenda penjagaan” Satpol PP.
Meski ada klaim izin dari warga lokal, Wali Kota menekankan bahwa aspek legalitas dan keamanan jembatan tidak bisa ditawar. Ada beberapa alasan utama dibalik ketegasan ini:
Struktur Kritis: Kondisi jembatan yang rapuh sangat berisiko bagi kerumunan massa.
Alih Fungsi Ilegal: Area tersebut merupakan badan jalan jembatan, bukan ruang usaha.
Persiapan Pembangunan: Lokasi tersebut akan digunakan untuk meletakkan material bangunan dalam waktu dekat.
“Itu baru sehari (berjualan). Sebelumnya bukan tempat kopi, tapi jalan. Nanti lokasi itu akan ditimbun material bangunan, jadi tidak mungkin ada aktivitas jualan di sana,” jelasnya.
Menepis isu miring, Hasto memastikan langkah ini tidak mematikan mata pencaharian warga lokal karena para pedagang tersebut memang bukan pemain lama di lokasi itu.
Ia juga menjamin penertiban akan dilakukan secara persuasif tanpa kekerasan.
“Enggak mematikan pencaharian mereka, karena biasanya mereka memang tidak di situ. Tetap dilarang secara baik-baik, tidak perlu ada kekerasan,” pungkas Hasto.
Jembatan Kewek saat ini dalam status ditutup total demi keamanan pengguna jalan. Masyarakat diimbau untuk mematuhi rambu-rambu yang ada hingga proyek rekonstruksi oleh Kementerian PUPR dimulai tahun depan. ***

