Badung – Pariwisata Bali menunjukkan kebangkitan signifikan dalam lima bulan pertama 2025. Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang tiba di Pulau Dewata mencapai lebih dari 2,66 juta orang, melampaui angka 2,39 juta pada periode yang sama tahun 2024 dan 1,87 juta pada 2023.
Hal itu terungkap saat gelaran Bali Beyond Travel Fair BTTF 2025 di Nusa Dua Badung, Kamis 13 Juni 2025.
Data ini dihimpun dari Dinas Pariwisata Provinsi Bali, BPS, dan Imigrasi Bandara Ngurah Rai.
Lonjakan kunjungan ini beriringan dengan peningkatan drastis pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pajak di tiga wilayah utama: Badung, Gianyar, dan Denpasar.
Ketiganya mencatat realisasi pajak hingga Mei 2025 yang jauh lebih tinggi dibanding dua tahun sebelumnya, menandakan peran vital pariwisata dan jasa dalam pemulihan ekonomi Bali.
Pada Mei 2025, tercatat Badung mengumpulkan Rp 2,41 triliun, Gianyar Rp 423 miliar, dan Denpasar Rp 639 miliar. Pajak Hotel, Restoran, dan Hiburan (PHR) menjadi penyumbang terbesar, mencapai 75% dari total penerimaan pajak daerah.
Tingkat hunian (okupansi) hotel berbintang di kawasan seperti Nusa Dua, Kuta, Seminyak, Canggu, Sanur, dan Ubud juga lebih tinggi dibandingkan 2024, meskipun ada sedikit penurunan musiman pada Februari dan Maret.
Kondisi ini membawa sinyal positif bagi pelaku usaha pariwisata, UMKM, dan pemerintah daerah, mendorong konsumsi serta pembukaan lapangan kerja.
Menariknya, Denpasar mencatat kenaikan tertinggi secara persentase, tumbuh lebih dari 42% dibanding 2024, menunjukkan perannya sebagai pusat konsumsi dan aktivitas jasa yang semakin hidup.
Sementara itu, Badung tetap menjadi tulang punggung fiskal Bali dengan kontribusi terbesar dari hotel dan restoran mewah.
Peningkatan jumlah wisatawan dan penerimaan pajak ini menandai babak baru pemulihan Bali.
Momentum ini diharapkan dapat memperkuat fondasi ekonomi daerah agar pertumbuhan yang terjadi bisa berkelanjutan, inklusif, dan adaptif terhadap masa depan. ***