Kehadiran Minimarket Diharapkan Bisa Untungkan UKM

20 Januari 2015, 15:08 WIB

Kabarnusa.com – Jakarta, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyatakan tidak mempolemikan keberadaan minimarket dengan toko-toko kecil, keberadaan minimarket justru harus menjadi simbiosis yang saling menguntungkan.

“Kita tidak pernah mempolemikan antara toko kelontong dengan minimarket, itu konsep yang salah,” kata Ahok, kepada media Sabtu (17/1/2015).

Ahok mengatakan dari laporan Nielsen, 2,6 juta pertumbuhan toko-toko kelontong yang baru dibanding ritel modern cuma 33 ribu, hal ini akan menguntungkan apabila barang yang dijual 90 persen berasal dari produksi lokal untuk mendorong pertumbuhan manufaktur.

“Ini pasarnya bisa 10 miliar dolar tumbuh. Sistem ini yang harus. Kita jangan mau dibodohi orang seolah-olah minimarket enggak boleh,” ujar Ahok.

Ahok menilai minimarket sudah merupakan perkembangan gaya hidup di kota, seperti Jakarta. “Kayak sekarang kamu masih mau enggak duduk di closet yang jongkok? Orang sudah beralih ke yang duduk. Balik ke jongkok ya sudah gemetar kamu,” ujar Ahok.

PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk pengelola jaringan ritel Alfamart mengklaim lebih dari 90 persen produk yang dijual di jaringan tokonya merupakan produk lokal. “Dari total 4.000 produk yang dijual di toko Alfamart 96 persennya merupakan produk lokal. Perusahaan didukung oleh 500 Pemasok dan Principal yang merupakan perusahaan nasional sebagai pemegang merk dagang,” ungkap Corporate Communication General Manager Alfamart, Nur Rachman.

Perusahaan juga membantu pelaku UKM untuk menjual produknya di toko Alfamart. “Produk UKM yang memenuhi standar bisa dijual di toko Alfamart. Hal ini dilakukan untuk mendorong UKM dalam memasarkan produk dan meningkatkan penjualan produk lokal,” tambah Nur.

Sementara untuk pedagang ritel tradisional yaitu toko-toko kelontong dan pemilik warung Alfamart melakukan pembinaan melalui program keanggotaan pedagang Outlet Binaan Alfamart (OBA). “Para member OBA akan mendapatkan kemudahan pasokan barang dengan harga yang kompetitif, sehingga bisa di jual kembali ke konsumen akhir, dengan keuntungan yang wajar. Ada petugas khusus bernama MRO yang membantu pengiriman barang sekaligus memberikan saran mengenai trend produk yang sedang diminati pasar,” ucap Nur.

Dikatakan Nur, Alfamart juga berbagai pengetahuan mengenai manajemen ritel kepada para member OBA melalui pelatihan manajemen ritel sederhana. “Lewat pelatihan kami ingin membagi bagaimana mengelola usaha ritel modern,” tambahnya.

Hingga akhir tahun 2014, anggota OBA telah mencapai 123.097 pedagang juga merenovasi 194 Warung tradisional. (nar)

Berita Lainnya

Terkini