![]() |
ilustrasi |
Kabarnusa.com – Pilkada Banten yang akan digelar pada Februari 2017 masih didominasi kekuatan politik lama dan belum memunculkan kekuatan tokoh baru dalam kontestasinya.
Pengamat politik dari Kantor Konsultan Politik Konsep Indonesia (Konsepindo) Veri Muhlis Arifuzzaman menjelaskan, sampai hari ini para tokoh yang turun masih berasal dari kekuatan politik lama
Tokoh yang turun masih berasal dari kekuatan politik lama. Sebut saja, kepala daerah dan mantan kepala daerah yang diwakili Gubernur incumbent Rano Karno, mantan Bupati Lebak Mulyadi Jayabaya.
Juga, mantan Bupati Serang Taufik Nuriman, Mantan Bupati Pandeglang Achmad Dimyati Natakusumah dan Mantan Walikota Tangerang Wahidin Halim serta Walikota Serang Tb. Hairul Jaman.
Jika pun ada tokoh baru yang muncul ke permukaan, tokoh itu masih berasal dari kekuatan politik lama di Banten yakni Andika Hazrumy putra Mantan Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah.
“Semua Ini menunjukan tidak ada politisi yang berani melawan mereka. Tampaknya mereka berpikir aman, bagimana berpasangan atau berkoalisi dengan para bakal calon itu”, terang Veri dalam keterangan tertulisnya diterima Kabarnusa.com, Senin, (11/4/2016).
Kemunculan Tantowi Yahya dan Anton Apriyantono serta beberapa nama lain pada awalnya namun dari analisis lapangan mereka tidak atau kurang serius.
Kata Veri, Pilkada itu kerja besar dan kontestasi panjang. Seperti lari marathon, butuh kesiapan, stamina, keseriusan, daya juang dan ketangguhan.
“Jika Pilkada hanya diangap mancing ikan atau kontes peragaan busana, pastilah
gak serius bakal calon itu,” ” tukasnya.
Dia menyayangkan kurang gregetnya pilkada Banten 2017. Lalu, dia bandingkan dengan di Yogyakarta di mana masyarakat sipil turun membuat gerakan Jogja Independen.
Hal sama terjadi di DKI Jakarta ada gerakan serupa oleh salah satu bakal calon, tetapi di Banten masyarakat adem ayem saja.
“Jika terus begini sampai Bulan Juni, dipastikan Banten akan tetap dipimpin kekuatan politik eksis,” demikian Vei. (ari)