Kelahiran Bayi Lutung dan Trenggiling Ramaikan Bali Zoo

23 Juni 2014, 19:41 WIB
Bayi trenggiling huni Bali Zoo Gianyar (Foto:KabarNusa)

KabarNusa.com, Gianyar – Kebun binatang Bali Zoo di Kabupaten Gianyar, Bali memiliki penghuni baru dua bayi satwa langka yakni bayi lutung jawa (Trachypithecus auratus) dan trenggiling tanah (manos javanicus),
 

Bayi lutung jantan yang lucu itu diberi nama “Unggul” sebagai primata endemik Indonesia yang kini menambah ragam kolekasi kebun binatang Bali Zoo.

“Bayi lutung jawa merupakan jenis lutung asli (endemik) Indonesia lahir 13 juni 2014 pukul 09.30 Wita,” tutur Public Relations Executive Bali Zoo Emma Kristiana Chandra kepada KabarNusa.com belum lama ini.

Emma menjelaskan, kelahiran satwa langka pasangan Dara (7tahun) dan Tibo (8tahun) merupakan kelahiran pertama yang  berjalan normal dengan berat mencapai 500 gram.

“Hingga saat ini Unggul masih berada dalam pengawasan ketat tim medis untuk mendapatkan asupan gizi dan perawatan yang terbaik” ujar Emma.

Lutung jawa merupakan satwa dirunal yang lebih aktif disiang hari terutama di atas pohon dengan cara fisik memiliki panjang ekor yang hampir dua kali lipat dari panjang tubuhnya yang mencapai 80 cm.

Makanan pokok satwa dengan berat tubuh maksimal 6 kg ini seperti dedaunan, buah-buahan dan bunga.

Populasi lutung jawa semakin mengalami penurunan, karena  itu pada tahun 2008 dikategorikan IUNC (International Conservation Union of Nature) Redlist dalam status konservasi terancam (Furnership) yang hanya dapat dijumpai di Jawa, Bali dan Lombok.

“Kelahiran seekor lutung ini sangatr membanggakan Bali Zoo karena menunjukkan keberhasilan Bali Zoo sebagai lembaga konservasi yang sangat pedui terhadap perlindungan dan pelestarian satwa langka dan endemik di Indonesia.

Selain berbahagia katrena kelahira n Lutung Jawa, saat ini Bali Zoo juga menjadi tempat kelahiran satwa langka lainnya yakni trenggiling tanah. Penghuni baru ini lahir 31 Mei 2014 dan hingga kini bayi Trenggiling masih bersama induknya.

“Kelahira dua satwa langka ini menambah ragam satwa di Bali Zoo<” imbuhnya.

Trenggiling (manos javanicus), termasuk di dalam ordo pholidota atau memiliki sisik yang banyak dengan keunikan khusus untuk menggulungkan tubuhnya.

Perbedaan bentuk tubuh jantan dan betina terlihat dari ukuran tubuh jantan yang lebih besar dari betina dengan rata-rata panjang tbuh 75-150 cm.

Trenggiling memilkki ssitem oertananan diri yang sangat unik dengan cara menggulungkan tubuhnya saat terancam oleh predator jenis karnivora besar.

Perdagangan ilegal yang tinggi dan habitat yang rusak akibat alih fungsi hutan menyebabkan terancamnya populaqsi trenggiling di Indonesia.

Diketahui, Bali Zoo, merupakan kebun binatang Bali yang diresmikan pada 4 September 2002 oleh Gubernur Bali. Kebun binatang ini memiliki 350 ekor satwa langkha dari jenis mamalia, reptil, dan burung.

Luasannya mencapai 9 hektar yang tertata rapi dengan tanaman tropis. Pendiri kebun binatang ini adalah Anak Agung Gde Putra selaku owener.

Diharapkan, ke depan Bali Zoo bisa tetap sebagai lembaga konservasi ex-situ bisa ikut serta mewujudkan kelestarian satwa. (kto)

Berita Lainnya

Terkini