Kelas Menangah Bertambah, Kebutuhan Energi RI Membengkak

11 Maret 2014, 23:00 WIB
Menteri ESDM Jero Wacik (Foto:KabarNusa)

KabarNusa.com, Denpasar – Jumlah kelas menengah di Indonesia terus meningkat sehingga hal itu berimplikasi pada peningkatan kebutuhan energi di Tanah Air.
 

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik menuturkan, jumlah kelas menengah masyarakat Indonesia terus bertumbuh.

Melansir data lembaga riset internasional, Mckinsey, kelas menengah masyarakat Indonesia saat ini sekira 50 juta.

“Dari jumlah penduduk sebesar 240 juta jiwa, 50 juta jiwa orang Indonesia masuk kelas menengah. Artinya sudah mulai sejahtera,” kata Jero di Kuta, Bali, Selasa (11/3/2014).

Indikator meningkatnya kelas menengah, terlihat dari perkembangan di kota-kota besar terjadi kemacetan.

“Sepeda motor dan mobil dibeli rakyat. Itu meniscayakan kita harus membuat kilang minyak. Kalau tidak, terpaksa kita impor terus,” kata anggota Sekretaris Majelis Tinggi DPP Partai Demokrat itu.

Karenanya, jika terus mengandalkan impor minyak, maka harganya terus naik, sementara minyak dunia semakin langka.

“Kalau terjadi apa-apa di negara-negara pengekspor minyak, repot kita,” katanya mengingatkan,

Pemerintah bertekad membangun sejumlah kilang minyak, namun untuk urusan suplai minyak mentahnya Wacik menyerahkan kepada negara produsen.

Ia memaparkan, saat ini produksi dalam minyak dalam negeri sekitar 820 ribu barrel perhari.

“Itu masih kurang. Cepu terlambat. Kalau kemarin bisa jalan bulan Juni atau Juli, kita dapat tambahan 165 ribu barrel perhari. Setelah kita hirung-hitung, Cepu baru bisa produksi sekitar bulan September,” tuturnya.

Kendati begitu, ia mengaku untuk menemukan sumber energi baru hasil eksplorasi membutuhkan waktu yang cukup lama.

“Tetapi kan itu membutuhkan waktu yang lama, sekitar 10 tahun. Nanti tahun 2015 sudah bisa mendekat 1 juta. Jawaban tepat adalah membuat kilang minyak,” imbuhnya. (gek)

Berita Lainnya

Terkini