KabarNusa.com – Kemarau yang berkepanjangan menyebabkan menurunnya debit air di sejumlah bendung di Kabupaten Jembrana, Bali.
Akibatnya,
ratusan hektar sawah tidak bisa berprodukasi. Bendung Banyubiru 1, Desa
Kaliakah, Negara misalnya, sejak sebulan bulan lalu, airnya dibawah
titik normal sehingga tidak bisa mengairi sawah.
Beberapa warga di sekitar bendung menuturkan, kondisi sungai kering sebenarnya telah terjadi sebulan lebih.
Pintu
air sudah lama tidak dibuka lantaran debit air belum cukup banyak. Jika
musim hujan, air biasannya meluap dan pintu bendung dibuka.
“ Tapi karena airnya sangat kecil pintu air sudah lama tidak dibuka,” terang salah satu warga.
Bendung Banyubiru 1 ini menyambung dengan bendung Banyubiru II untuk mengairi subak Baluk.
Ni Ketut Kariani, istri penjaga Bendung menuturkan, pintu air lama tidak dibuka lantaran belum pernah turun hujan.
Begitu
halnya yang terjadi di Bendung Banyubiru II yang berada di dekat Baluk.
Namun menurutnya jika musim hujan, pintu air di bendung tersebut baru
dibuka.
Dari pengamatan hampir seluruh areal sawah di sekitar bendung itu nampak kering.
Saluran
irigasi yang mengalir dari bendung ke sawah petani juga terlihat kering
hingga dasar saluran. Justru banyak ditemui sampah plastik dan dedaunan
di saluran itu. (dar)