Kembangkan Aplikasi Text-to Speech Bahasa Jawa, UGM Gandeng Google

8 Mei 2016, 06:53 WIB

Kabarnusa.com – Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta bersama perusahaan teknologi terkemuka dunia Google, bekerja sama guna mengembangkan aplikasi Text-To-Speech (TTS) Bahasa Jawa.

Kerja sama itu sebagai bagian dari riset mereka yang diberi nama Project Unison.

UGM berharap, lewat kerja sama ini akan memfasilitasi proses pengumpulan rekaman tuturan bahasa Jawa untuk membangun database yang diperlukan untuk aplikasi tersebut.

“Ini sangat penting bagi kami untuk bekerja sama dengan universitas karena proses pengumpulan data, khususnya untuk bahasa-bahasa daerah, memang sangat sulit sehingga tidak dapat kami kerjakan sendiri,” ujar Senior Program Manager Google Research for Low Resource Languages, Linne Ha, dalam Seminar Digitalisasi Bahasa Jawa dengan Google ASR dan TTS di Auditorium Fakultas Ilmu Budaya UGM.

Dikutip dalam laman ugm.ac.id, Project Unison merupakan riset yang dimulai Google pada tahun 2015 untuk mengeksplorasi pendekatan inovatif dalam mengembangkan aplikasi Text-To-Speech untuk bahasa-bahasa yang dikategorikan sebagai low resource language, seperti berbagai bahasa daerah yang ada di dunia.

Di Indonesia sendiri, bahasa Jawa menjadi bahasa daerah pertama yang akan dilakukan digitalisasi mengingat penuturnya yang terbilang cukup banyak.

Meski demikian, tambah Linne, dialek bahasa Jawa yang sangat beragam menjadi tantangan tersendiri bagi pembuatan aplikasi ini.

Keragaman dalam bahasa Jawa menjadi tantangan tersendiri. Antara penutur bahasa Jawa di daerah ini dengan daerah yang lain bisa punya dialek yang berbeda.

“Kami berusaha mengumpulkan sebanyak mungkin data untuk membangun identifikasi suara yang mampu menangkap berbagai dialek yang berbeda,” jelasnya.

Proses pengumpulan data suara dalam proyek ini tidak menggunakan cara yang biasa dilakukan dengan melibatkan seorang voice talent.

Juga menggunakan studio profesional, melainkan dengan merekam suara dari penutur dan lingkungan yang beragam untuk menangkap berbagai dialek-dialek khas dari bahasa tersebut.

Selain itu, metode ini juga digunakan untuk membuat suara yang terdengar layaknya suara manusia tetapi tidak mudah diidentifikasi kepada seorang pribadi tertentu.

Kerja sama ini juga menjadi salah satu wujud partisipasi UGM dalam melestarikan budaya lokal.

Selain untuk mengakomodasi keperluan penutur bahasa daerah, proyek ini juga dikerjakan sebagai suatu cara untuk melestarikan Bahasa Jawa yang saat ini penggunaannya mulai menurun di kalangan pemuda. 

“Sekarang tidak banyak orang yang masih menggunakan bahasa Jawa. Jangan sampai beberapa tahun ke depan bahasa Jawa menjadi bahasa yang hanya dikenal oleh para akademisi,” ujar Kepala Seksi Pusat Data dan Keamanan, Direktorat Sistem dan Sumber Daya Informasi (DSSDI) UGM, Dedi Eko Yunanto Priyadi. (wan)

Berita Lainnya

Terkini