KabarNusa.com – Pembangunan pariwisata berbasis lingkungan harus melibatkan partisipasi masyarakat unntuk meningkatkan kehidupan mereka serta menjamin keberlanjutan.
Denik aktivis lingungan dari Yayasan Wisnu di Bali yang juga peserta Festival Teras Mitra mengatakan, pembangunan ekowisata jika dikelola masyarakat pasti akan berkelanjutan.
“Masyarakat merasa memiliki sehingga ingin merawatnya juga,” kata Danik usai kunjungan di Desa Budaya Kertalangu.
Kata dia, pada prinsipnya ekowisata harus direncanakan, dikelola, dan dimiliki masyarakatnya sendiri.
Persaingan industri pariwisata Bali ini sangat tinggi, orang Bali harus bersaing dengan para kapitalis besar untuk bisa memastikan semua terkelola dengan baik,” tandasnya.
Para peserta Festival Teras Mitra III yang juga wirausahawan peduli lingkungan dari berbagi pelosok Indonesia, merasakan ironi melihat perkembangan wisata di Bali.
“Jika petani adalah pemilik lahan yang disewa pengusaha wisata desa budaya untuk pemandangan sawah yang ditanamnya, lalu kenapa mereka tidak dilibatkan dalam mengelola ekowisata desa budayanya yang adalah desanya sendiri,” ujar Ramses salah satu peserta dari kepulauan Batam.
Ramses adalah salah satu peserta Festival Teras Mitra III yang masuk dalam kelompok kunjungan ke usaha ekowisata.
Festival Teras Mitra adalah kegiatan tempat berkumpulnya wirausahawan komunitas peduli lingkungan dari berbagai wilayah Indonesia.
Kegiatan difasilitasi GEF-SGP (Global Environment Facility-Small Grant Programme), sebuah program pendanaan hibah kecil untuk komunitas-komunitas yang beraktifitas dengan pendekatan lingkungan.
Kepedulian mereka terhadap lingkungan membuat mereka mendapatkan manfaat ekonomi yang signifikan untuk kehidupan mereka.
Bali menjadi tempat untuk festival ketiga ini untuk berkumpul dan saling belajar dari pengalaman dan pengetahuan.
Para peserta mendapatkan kesempatan juga belajar dari industri wisata Bali dengan dibagi dalam empat kelompok yaitu, kelompok yang melihat industri kerajinan tangan di sekitar Seminyak, kelompok pangan di sekitar Denpasar, dan manajemen pengetahuan di Gianyar. (gek)