Mantan wasit Liga Inggris memberikan putusan atas enam keputusan kontroversial Arsenal vs Man Utd lewat sebuah wawancara. Kemenangan 3-1 atas Arsenal yang dramatis dipenuhi keputusan kontroversial dan Mantan wasit Liga Premier, Dermot Gallagher, mengamini peristiwa itu.
Kemenangan The Gunners atas The Red Devil menjadikan pelajaran betapa sebuah prediksi sulit menjadi nyata apabila pemain ada di posisi yang salah. Terkadang VAR sudah memberikan hasil rekaman, namun penonton sering melihat kejadian tak terduga – sayangnya itu tak sejalan dengan keputusan VAR dan wasit. Hal inilah yang terjadi pada pertandingan Arsenal vs Manchester United pada 3 September 2023 lalu.
Bagaimanakan pertandingan Arsenal selanjutnya? Atau Anda masih tetap ingin menyaksikan perjuangan Manchester United? Jangan lupa untuk terus menebak dan menganalisa pemain dari waktu ke waktu. Pastikan untuk terus mengakses link alternatif fun88 sebelum pertandingan.
Bermula dari gol tidak sah
Ada sejumlah keputusan kontroversial dari wasit lapangan Anthony Taylor, yang memberikan penalti kepada The Gunners, yang kemudian batal. Sementara Setan Merah mendapat peluang angka kemenangan pada menit ke-88 namun dibatalkan karena offside setelah pemeriksaan VAR.
Akhirnya, penyelesaian di masa tambahan waktu dari Declan Rice dan Gabriel Jesus memastikan poin ketiga untuk tim asuhan Mikel Arteta. Akan tetapi United berpendapat bahwa gol Declan Rice seharusnya dianulir karena potensi pelanggaran selama proses berlangsung. Bola jatuh di kaki pemain internasional Inggris menyusul tendangan sudut Bukayo Saka, dengan Gabriel Magalhaes dan Jonny Evans terlihat bergulat di dalam kotak.
Beberapa penggemar mengira bek tengah asal Brasil itu telah menghambat Evans, tetapi mantan wasit Liga Premier Dermot Gallagher menampik klaim tersebut. “Saya pikir sebaliknya bisa saja terjadi pelanggaran,” kata Gallagher kepada Sky Sports ketika ditanya apakah Gabriel melakukan pelanggaran terhadap pemain Irlandia Utara itu.
“Saya pikir Jonny Evans melakukan hal yang sama (seperti Gabriel), mereka berdua saling bergulat. Pada akhirnya, Jonny Evans justru mengusir Gabriel jadi ini keputusan yang sulit tetapi wasit sudah mendapatkan pandangan yang sempurna. Bisa saja dengan mudah melakukan hal sebaliknya dan itu akan menjadi penalti.”
Pendapat yang sejalan dengan penonton
Gallagher juga memberikan pandangannya tentang penyelesaian Alejandro Garnacho yang dianulir, dengan mengklaim bahwa tidak ada argumen mengenai keputusan offside atau sudut pandang yang ditunjukkan VAR. “Itu dikalibrasi dari beberapa posisi di sekitar lapangan dan kalau benar-benar ketat, mereka memasang garis silang,” jawabnya ketika ditanya tentang garis offside.
“Sekarang kami sudah sepakat bahwa inilah gunanya VAR. Benar atau salah dan ada offside, kami tahu itu. Jika mereka memasang garis dan mengatakan itu offside, itu offside Rob. Begitu Anda memasang sepanjang garis, Anda telah melihat bahwa Gabriel belum condong ke depan sebanyak Garnacho.”
Bos United Ten Hag berpikir timnya seharusnya mendapat penalti menyusul perselisihan antara Gabriel dan Rasmus Hojlund tetapi Gallagher kembali mendukung keputusan Taylor untuk tidak melanjutkan permainan. “Kontak fisik ada tapi menurut saya beknya terlalu kuat, menurut saya dia hanya mendorong bola terlalu jauh dan bek hanya menahan diri,” ujarnya saat diperlihatkan tayangan ulang kejadian tersebut.
“Dia tidak melakukan kesalahan apa pun. Saya melihat ini sepanjang waktu dan saya terkejut jika Anthony Taylor memberikan penalti saat itu.” (*)