Jakarta – Publik dikejutkan banyaknya kasus gangguan ginjal pada anak yang jumlahnya telah mencapai 152 kasus di seluruh Indonesia termasuk Provinsi Bali. Untuk itu para orangtua harus waspada melakukan deteksi dini mengenali tanda-tanda gejala gangguan ginjal pada anak seperti diare hingga turunnya produksi urine.
Saat ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dan tim dokter RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), telah membentuk tim guna menyelidiki kasus gangguan ginjal akut pada anak.
Seperti diungkapkan, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden dr. Brian Sri Prahastuti, Kemenkes sudah menerbitkan tata laksana dan manajemen klinis gangguan ginjal akut progresif Atipikal.
“Ini sebagai kerangka acuan bagi fasilitas kesehatan jika menemukan anak dengan kasus tersebut di wilayahnya,” tuturnya dalam keterangan tertulis Minggu (16/10/2022).
Dia mengungkapkan, peningkatan jumlah kasus gangguan ginjal aku misterius pada anak tidak boleh disepelekan.
Para orangtua diingatkan untuk waspada jika anak-anaknya menunjukkan beberapa gejala awal dari kasus tersebut.
Gejala awal itu adalah batuk, pilek, diare, muntah, dan jumlah urine sedikit, atau tidak ada produksi urine sama sekali.
Selain itu, Brian juga menekankan pentingnya langkah oreventif untuk memberikan jumlah cairan yang cukup untuk anak-anak.
Jika anak-anak mengalami keluhan di atas, pihaknya menghimbau para orang tua untuk tidak melakukan self-diagnose.
“Sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter di fasilitas kesehatan terdekat,” pesan Brian Sri Prahastuti
Masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik. Karena pemerintah sudah bekerja untuk menyelidiki kasus ini (gangguan ginjal akut pada anak).
Dalam laporannya, IDAI menyebutkan kasus gangguan ginjal akut atipikal atau gangguan ginjal akut misterius pada anak bertambah menjadi 152 kasus.
Angka ini meningkat dari sebelumnya, yakni 146 kasus. Jumlah tersebut didapat dari laporan 16 cabang IDAI di seluruh Indonesia.
Kekinian, tercatat sudah 14 provinsi yang melaporkan adanya kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak.
DKI Jakarta menjadi yang terbanyak, diikuti oleh Jawa Barat, Sumatera Barat, Aceh, Bali, dan Yogyakarta.***