Di sisi lain, Mayjen TNI Suharyanto yang juga menjabat Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 meminta agar protokol kesehatan tetap ditegakkan di tengah penanganan darurat banjir, khususnya dalam penanganan warga terdampak maupun penyintas lainnya.
Mantan Sesmilpres itu mengingatkan bahwa akhir tahun 2021 dan awal tahun 2022 diprediksi akan mengalami kenaikan kasus dengan adanya hari raya Natal dan peringatan Tahun Baru, yang mana pada momentum tersebut dapat memicu terjadinya aktivitas masyarakat di luar ruangan dan munculnya kerumunan masyarakat.
Hal itu kemudian menurut Ketua Satgas harus diantisipasi dengan baik sehingga lonjakan kasus tidak terjadi. “Protokol kesehatan tetap harus diperhatikan. Agar tidak terjadi kenaikan kasus,” tandas Suharyanto.
BNPB Temukan Bendungan Alami Diduga Jebol Akibatkan Banjir Bandang Kota Batu
Adapun mengenai rencana jangka panjang, lulusan terbaik Sesko TNI 2013 itu meminta agar seluruh komponen yang ada di daerah dapat merumuskan kebijakan dan melaksanakan segala upaya untuk pemulihan kondisi lingkungan di wilayah hulu agar dapat kembali berfungsi sebagaimana mestinya.
Menurut catatan yang dimiliki Kepala BNPB, bahwa sejak 1990 hingga 2010 tidak ada banjir di wilayah Sintang. Namun hal itu berubah setelah terjadi kerusakan lingkungan dalam satu dekade terakhir.
Penurunan daya dukung lingkungan tersebut juga yang kemudian menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya banjir, karena daerah cakupan resapan air telah rusak dan berubah fungsi.
“Kami memohon kerja sama pemerintah Kabupaten Sintang, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dan nanti bersama-sama BNPB juga tentunya akan merumuskan dan melaksanakan segala upaya untuk mencegah agar banjir seperti ini tidak terjadi lagi di kemudian hari,” kata Suharyanto.***