BULELENG – Kebahagiaan terpancar pada diri I Ketut Sudiantara (19) karena bisa lolos diantara para siswa putra SMA Taruna Mandara di Kabupaten Buleleng.
Pemuada asal Desa Pohbergong Buleleng ini anak dari Ketut Darmita yang kesehariannya seorang buruh serabutan.
Saat itu, dia melamar di SMA Bali Mandara di Desa Kubutambahan tidak diterima namun dengan alasan tertentu pihak SMA Taruna Mandara kembali menghubunginya dan menerimanya sebagai anak didik ditahun ajaran 2018/2019 hingga tamat sekolah.
”Kemarin saya sempat tidak diterima di SMA Bali Mandara, harapan saya hanya sekolah itu. Apa sebab, karena saya tidak memiliki biaya untuk sekolah lagi selain disitu. Tau-tau saya dihubungi lagi dan diterima di sekolah SMA Taruna Mandara,” papar Sudiantara kepada wartawan.
Pemuda yang semenjak berumur 5 bulan ditinggal sang ibu bercerai dengan ayah kandungnya saat ditemui awak media yang didampingi sang nenek ketika dilepas Gubernur Bali untuk menjadi seorang siswa SMA Taruna Mandara sangat berharap penuh nantinya dirinya betul-betul menjadi anak yang lebih baik kedepanya.
SMA Taruna Mandara yang digagas oleh Gubernur Bali Made mangku Pastika kini resmi dibuka memulai proses belajar mengajar di tahun pertama tahun ajaran 2018/2019 dengan jumlah siswa sebanyak 157 orang.
Pada sabtu (21/7), ratusan siswa berbagai daerah diserahterimakan dari orangtua siswa kepada pihak sekolah, hadir dalam kesempatan itu Gubernur Bali Made Mangku Pastika yang didampingi puluhan eksekutif dan legislatif tingkat Provinsi Bali.
Kepala SMA Taruna Mandara, Dewa Putu Artawan mengatakan, sebelum proses serahterima ratusan siswa ini dari pihak sekolah sudah melakukan berbagai kesiapan, termasuk upacara mepiuning di areal sekolah pada Sabtu (14/7) .
Jika secara resmi saat proses inagurasi 21 Juli ini, usai MPLS. Siswa dibawa ke asrama, dan para orangtua siswa diberikan persetujuan bahwa anaknya mengikuti meditasi,” kata Artawan.
Guna proses Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), lanjut kata Dewa Artawan, dilakukan sejak Senin (16/7) sampai Rabu (18/7) yang diisi dengan kegiatan-kegiatan dan penyuluhan dari berbagai narasumber.
Adapun, jumlah guru ada 16 orang. Kalau dilihat belum, tapi kami akan upayakan secara maksimal. Saya saja rangkap jadi guru.
Meski SMA Taruna Mandara terbilang sekolah masih baru, namun SMA Taruna Mandara yang bertekad mencetak siswa handal dan berjiwa pemimpin ini memiliki target untuk tahun pertama, mampu menjadi sekolah 10 besar terbaik di Kabupaten.
“Saya tidak ingin muluk-muluk soal target, 10 besar di Kabupaten di tahun pertama. Tahun kedua, astungkara 5 besar di Provinsi Bali,” jelas Dewa Artawan.
Ratusan siswa yang kini mengenyam pendidikan di SMA Taruna Mandara memang sebagian besar berasal dari kalangan yang tidak mampu. Namun, masih ada beberapa siswa berasal dari kalangan mampu. Diakui Dewa Artawan, selama proses pelamaran, tidak sedikit para orangtua siswa mengaku tidak mampu, padahal mereka mampu.
“Yang tidak mampu kami lihat, ada yang sempat ikut boot camp di Bali Mandara, jadi itu jelas tidak mampu. Nah untuk yang mampu ini, kami sarankan untuk dana punia yang tidak ditentukan ke pihak yayasan, ya itu sesuaikan dengan kemampuan,” terang Artawan.
Sulitnya untuk mengetahui mana siswa berasal dari kalangan tidak mampu dan mana yang mampu, diakui Dewa Artawan, tidak lepas dari belum dilakukannya home visit oleh pihak sekolah. Mengingat, masih terbatasnya Sumber Daya Manusia (SDM). Tapi kedepan, pihak sekolah akan menata betul untuk proses home visit.
Jika sekarang, kriteria kemiskinan itu, baru sebatas terus terang. Tapi kedepan, kami akan terapkan cara home visit, mana siswa kalangan mampu dan mana yang tidak.
“Sehingga kami benar-benar mengetahui. Mudah-mudahan kedepan kami sudah bisa menata dengan baik,” pungkas Artawan.
SMA Taruna Mandara adalah sekolah gagasan Gubernur Mangku Pastika yang tujuannya mampu menjadikan anak didik di SMA Taruna Mandara menjadi disiplin, pintar, tangguh. Dengan menjadi orang yang tangguh, disiplin, pintar, maka mereka bisa menjadi orang baik dan mampu menghadapi tantangan untuk masa depan. (gde)