Kinerja IJK Bali Nusra: Investasi Melonjak, UMKM Tumbuh Pesat!

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali mengumumkan kinerja gemilang Industri Jasa Keuangan (IJK) di wilayah ini hingga Mei 2025.

11 Juli 2025, 11:35 WIB

Denpasar – Di tengah gejolak ekonomi global, secercah harapan menyinari langit Bali dan Nusa Tenggara! Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali dengan bangga mengumumkan kinerja gemilang Industri Jasa Keuangan (IJK) di wilayah ini hingga Mei 2025.

Dengan fondasi permodalan yang kokoh, likuiditas melimpah, dan profil risiko yang terkendali, sektor finansial di Bali dan Nusa Tenggara tak hanya bertahan, namun juga tumbuh positif dan stabil!

Intermediasi Perbankan: Jantung Perekonomian Berdetak Lebih Kencang

Kepala OJK Provinsi Bali Kristrianti Puji Rahayu menjelaskan,daya tahan sektor perbankan di Bali dan Nusa Tenggara patut diacungi jempol. Penyaluran kredit, sebagai motor penggerak ekonomi, melonjak menjadi Rp236,53 triliun, mencatat pertumbuhan impresif 7,74% (yoy).

Lanjut dia, Angka ini bahkan melampaui bulan sebelumnya, menunjukkan gairah yang kian membara di sektor riil.

Lebih dari separuh kredit, tepatnya 58,29%, dialirkan ke kredit produktif, membuktikan komitmen perbankan dalam memacu aktivitas ekonomi. Yang paling mencolok adalah kredit investasi, yang meroket 33,47% (yoy) menjadi Rp14,87 triliun. Ini bukan sekadar angka; ini adalah sinyal kuat kepercayaan masyarakat terhadap prospek ekonomi daerah yang cerah!

Sorotan Sektor dan UMKM: Pendorong Pertumbuhan Inklusif

Peningkatan kredit terjadi di berbagai sektor strategis. Di Bali, sektor
Akomodasi dan Makanan Minum menjadi bintang dengan kenaikan kredit Rp2,1 triliun (18,12% yoy), menandakan bangkitnya pariwisata.

Sementara itu, di NTB, sektor Pertambangan dan Penggalian menunjukkan performa eksplosif dengan pertumbuhan 58,22% yoy, dan NTT didongkrak oleh Sektor Penerima Kredit Bukan Lapangan Usaha.

“UMKM tetap menjadi prioritas utama,” tegas  Kristrianti Puji Rahayu

Sebanyak 42,21% dari total kredit dialirkan ke segmen vital ini, menegaskan keberpihakan perbankan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan merata.

Dana Pihak Ketiga: Kepercayaan Publik yang Semakin Menguat
Seiring dengan lonjakan kredit, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mencatat tren positif. Total DPK mencapai Rp283,67 triliun, tumbuh 7,70% (yoy).

Kenaikan signifikan pada tabungan dan deposito menjadi bukti nyata kepercayaan masyarakat terhadap stabilitas dan prospek cerah industri keuangan di Bali dan Nusa Tenggara.

Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) yang sehat di angka 83,38% menunjukkan fungsi intermediasi yang optimal, di mana bank berhasil menyalurkan dana masyarakat secara efisien untuk mendukung geliat ekonomi.

Kualitas Kredit dan Permodalan: Benteng Hadapi Ketidakpastian
Meskipun tantangan global masih membayangi, kualitas kredit perbankan di Bali dan Nusa Tenggara tetap terjaga.

Rasio Non Performing Loan (NPL) gross berada di angka 3,20%, di bawah ambang batas yang aman.

BPR juga menunjukkan kekuatan permodalan yang luar biasa, dengan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) yang tinggi (Bali: 33,84%, NTB: 47,38%, NTT: 45,68%). Permodalan yang kuat ini menjadi bantalan kokoh yang siap meredam gejolak di tengah ketidakpastian ekonomi global.

OJK menegaskan komitmennya untuk terus mendorong intermediasi dengan tetap menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan likuiditas,” imbuh Kristrianti Puji Rahayu.

Pasar Modal dan Perusahaan Pembiayaan: Akselerator Investasi dan Pertumbuhan

Sektor Pasar Modal di Bali dan Nusa Tenggara juga tak kalah moncer! Jumlah investor Pasar Modal melonjak double digit, dengan investor saham tumbuh 25,67% (yoy). Nilai transaksi saham juga melonjak 31,57% (yoy), mencerminkan peningkatan minat masyarakat dalam berinvestasi.

Sementara itu, Perusahaan Pembiayaan tetap menjadi penopang pertumbuhan, dengan piutang pembiayaan mencapai Rp19,42 triliun, tumbuh 7,61% (yoy). Ini menunjukkan peran krusial sektor ini dalam mendukung kebutuhan pembiayaan masyarakat dan pelaku usaha.

OJK Hadir! Literasi Keuangan dan Perlindungan Konsumen Digenjot
OJK tak hanya fokus pada kinerja makro, namun juga aktif menggarap fondasi ekonomi dari bawah ke atas.

Berkomitmen mewujudkan literasi dan inklusi keuangan bagi semua, termasuk penyandang disabilitas, OJK telah menggelar 137 kegiatan edukasi keuangan yang menjangkau lebih dari 14.800 orang hingga Juni 2025.

Berbagai program inovatif seperti SiMolek, 1-5 km care, edukasi segmented untuk pelajar, UMKM, hingga KKN Literasi dan Inklusi Keuangan (KKN LIK) terus digalakkan. Sinergi dengan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) juga menghasilkan berbagai program seperti asistensi UMKM, optimalisasi KPSP, KUR, dan program Kejar untuk pelajar.

Dalam hal perlindungan konsumen, OJK telah menerima 849 pengaduan hingga Juni 2025, dengan 616 di antaranya telah terselesaikan. Ini menunjukkan komitmen OJK dalam menjaga hak-hak konsumen dan menciptakan ekosistem keuangan yang adil dan transparan.

Dengan langkah-langkah strategis ini, OJK optimis bahwa sistem keuangan di Bali dan Nusa Tenggara akan terus terjaga stabil, tumbuh berkelanjutan, dan memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan ekonomi daerah. ***

Berita Lainnya

Terkini