Kinerja Keuangan Bali Makin Kinclong: Kredit UMKM Jadi Motor Penggerak

Kredit kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) juga menunjukkan tren positif dengan pertumbuhan 4,94 persen yoy, dengan porsi penyaluran mencapai 51,98 persen dari total kredit di Bali.

20 Mei 2025, 07:30 WIB

Denpasar – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali melaporkan kinerja positif dan stabilitas terjaga pada Industri Jasa Keuangan (IJK) di wilayahnya hingga Maret 2025. Kondisi ini didukung oleh permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, serta profil risiko yang terkendali.

Kepala OJK Provinsi Bali Kristrianti Puji Rahayu menyebutkab, sektor perbankan mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 7,25 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), mencapai Rp113,82 triliun.

“Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada periode yang sama tahun sebelumnya (6,52 persen yoy) maupun bulan sebelumnya (Februari 2025: 6,61 persen yoy),” sebut Kristrianti Puji Rahayu dalam keterangan tertulis 19 Mei 2025.

Pertumbuhan kredit investasi menjadi pendorong utama, melonjak 16,24 persen yoy (Februari 2025: 16,06 persen yoy), mencerminkan optimisme terhadap kondisi ekonomi Bali. Sementara itu, kredit kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) juga menunjukkan tren positif dengan pertumbuhan 4,94 persen yoy, dengan porsi penyaluran mencapai 51,98 persen dari total kredit di Bali.

Dari sisi sektoral, penyaluran kredit didominasi oleh sektor Bukan Lapangan Usaha (konsumtif) sebesar 33,88 persen dan Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 28,42 persen. Pertumbuhan signifikan tercatat pada sektor Penerima Kredit Bukan Lapangan Usaha (6,22 persen yoy) dan Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum (17,30 persen yoy).

Kualitas kredit perbankan di Bali tetap terjaga dengan rasio Non Performing Loan (NPL) gross sebesar 3,10 persen dan NPL net 2,17 persen, menunjukkan perbaikan dibandingkan Februari 2025 (2,18 persen) dan masih jauh di bawah batas aman.

Lebih lanjut dikatakan, Rasio Loan at Risk (LaR) juga menurun signifikan menjadi 11,62 persen (Maret 2024: 17,73 persen yoy) berkat penyelesaian kredit restrukturisasi dan ekspansi kredit.

Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh double digit sebesar 10,47 persen yoy, mencapai Rp192,72 triliun, melampaui pertumbuhan DPK nasional (4,76 persen yoy). Kenaikan ini terutama didorong oleh peningkatan tabungan sebesar Rp11,97 triliun.

Kristrianti Puji Rahayu menambahkan, fungsi intermediasi perbankan juga menunjukkan kinerja positif dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 59,06 persen.

Kecukupan modal bank juga solid dengan Cash Ratio (CR) sebesar 14,40 persen dan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 35,27 persen, yang diyakini mampu menyerap potensi risiko.

Pasar Modal dan Industri Keuangan Non-Bank Tumbuh Positif

Sektor Pasar Modal di Bali mencatatkan pertumbuhan investor yang signifikan. Jumlah investor saham mencapai 151.096 SID, tumbuh 22,68 persen yoy. Investor reksa dana dan Surat Berharga Negara (SBN) juga meningkat masing-masing sebesar 21,80 persen yoy dan 18,11 persen yoy. Nilai kepemilikan saham tercatat sebesar Rp5,36 triliun (tumbuh 12,59 persen yoy) dengan nilai transaksi mencapai Rp2,25 triliun (tumbuh 16,83 persen yoy).

Di industri keuangan non-bank, piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan tumbuh 8,95 persen yoy menjadi Rp12,21 triliun, didominasi oleh pembiayaan sektor Perdagangan Besar dan Eceran serta Aktivitas Penyewaan dan Sewa Guna Usaha. Tingkat Non Performing Financing (NPF) perusahaan pembiayaan tercatat rendah dan terkendali sebesar 1,03 persen.

Penyaluran pembiayaan melalui Modal Ventura juga meningkat sebesar 3,94 persen yoy menjadi Rp92,82 miliar dengan tingkat NPF yang juga terjaga rendah di angka 1,19 persen.

OJK Gencar Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan

Pihaknya terus berupaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di masyarakat, termasuk penyandang disabilitas. Berbagai strategi dilakukan, mulai dari edukasi tatap muka dan online, aliansi strategis, hingga edukasi tematik.

Selama tahun 2025 hingga April, OJK telah melaksanakan 52 kegiatan edukasi keuangan yang menjangkau lebih dari 4.283 orang serta edukasi melalui media sosial yang menjangkau sekitar 75.011 orang.

Upaya ini dilakukan melalui berbagai program kolaborasi dengan stakeholders, seperti intensifikasi pemanfaatan SiMolek, program 1-5 km care, edukasi segmented, OJK Ngiring ke Banjar, dan Training of Trainers (ToT) bagi Satgas PASTI. Selain itu, edukasi juga dilakukan secara online melalui media sosial dan publikasi di radio serta media online.

OJK juga memperkuat program inklusi keuangan melalui sinergi dengan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD). Dalam hal perlindungan konsumen, OJK terus mendorong penyelesaian pengaduan melalui Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK).

Kata Kristrianti Puji Rahayu, hingga April 2025, OJK Provinsi Bali telah menerima 205 pengaduan, dengan mayoritas berasal dari sektor perbankan dan peer-to-peer lending. Sebanyak 165 pengaduan telah diselesaikan.

Untuk mendukung kelancaran kredit, OJK juga menyediakan layanan penarikan data Informasi Debitur (iDeb) SLIK, baik secara online maupun walk-in, yang telah dimanfaatkan oleh 3.967 orang hingga April 2025.

Dengan berbagai kebijakan dan sinergi dengan pemerintah, Bank Indonesia, LPS, serta industri keuangan, OJK optimis sektor jasa keuangan di Bali dapat terus tumbuh stabil dan berkelanjutan. ***

Berita Lainnya

Terkini