Yogyakarta – PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 6 Yogyakarta mencatatkan capaian luar biasa dengan melayani lebih dari 9 juta penumpang di Stasiun Yogyakarta sepanjang periode Januari hingga September 2025.
Berdasarkan data operasional, total penumpang naik dan turun untuk seluruh layanan kereta mencapai 9.167.682 orang dalam sembilan bulan tersebut.
Jumlah ini menggarisbawahi kepercayaan publik yang tinggi terhadap transportasi kereta api sebagai moda pilihan utama untuk berbagai kebutuhan mobilitas.
Stasiun Yogyakarta melayani empat jenis layanan kereta api, yaitu Kereta Api Jarak Jauh (KA JJ), KRL Commuterline, KA Lokal Prameks, dan KA Bandara YIA.
Dari total angka penumpang, KA Jarak Jauh menjadi penyumbang terbesar dengan mengangkut 4.588.143 penumpang, hampir setengah dari total keseluruhan.
Diikuti oleh KRL Commuterline dengan 2.915.878 penumpang, KA Bandara YIA dengan 867.040 penumpang, dan KA Prameks sebanyak 796.621 penumpang.
Manager Humas Daop 6, Feni Novida Saragih, menjelaskan, puncak volume penumpang dipengaruhi oleh momen libur panjang.
“Puncak volume penumpang ini dipengaruhi oleh masa libur sekolah dan periode angkutan libur panjang Idul Fitri,” ujar Feni pada Jumat, 10 Oktober 2025.
Puncak tertinggi terjadi pada Juli untuk KA Jarak Jauh (661.828 penumpang) dan KA Bandara YIA (125.632 penumpang), serta pada April untuk KRL (407.341 penumpang) dan KA Prameks (109.371 penumpang).
Feni menambahkan bahwa tingginya angka ini juga didukung oleh integrasi moda transportasi yang membuat Stasiun Yogyakarta menjadi simpul utama bagi wisatawan dan masyarakat.
“Terintegrasinya beberapa moda transportasi kereta api di Stasiun Yogyakarta menjadi bukti bahwa stasiun ini menjadi simpul yang membuat aktivitas wisatawan dan masyarakat semakin efektif,” jelasnya.
Dia menegaskan komitmen KAI Daop 6 untuk terus mengedepankan keselamatan, kenyamanan, dan ketepatan waktu.
Melihat tren volume penumpang yang konsisten naik di tahun 2025, PT KAI Daop 6 Yogyakarta optimis kinerja layanan angkutan penumpang akan terus tumbuh hingga akhir tahun, sejalan dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap moda transportasi yang efisien dan ramah lingkungan.***