Kisah NP, Mantan Pecandu di Bali yang Menemukan Masa Depan Lewat 12 Langkah Kejujuran

Kisah NP perempuan di Bali bangkit dari keterpurukan sebagai pecandu narkoba, kini menatap masa depan sebagai pribadi yang bebas dan melayani.

6 Desember 2025, 07:20 WIB

Denpasar – Kisah seorang perempuan berinisial NP dari Bali menjadi mercusuar harapan bagi siapa saja yang terjerat dalam jurang kecanduan. Dengan berbekal kejujuran radikal dan keinginan kuat untuk berubah, NP berhasil bangkit dari keterpurukan sebagai pecandu narkoba, kini menatap masa depan sebagai pribadi yang bebas dan melayani.

Perjalanan transformasinya tidak instan, melainkan melalui proses intensif yang ia jalankan dengan disiplin, mengikuti 12 langkah pemulihan yang berfokus pada introspeksi mendalam dan pertanggungjawaban diri.

NP menjelaskan, langkah awal yang krusial adalah menghadapi dan menuliskan semua masalah masa lalu.

“Di langkah kelima, saya mulai menuliskan dan membagikannya. Ini lho masalahnya,” kenangnya saat berbicara dalam forum “Kita Bisa Pulih: Pengenalan Narkotik Anonimus (NA) untuk Media di Denpasar Jumat 6 Desember 2025.

Dari penjabaran masalah tersebut, ia belajar bahwa pemulihan tidak bisa didapat dengan terus menyalahkan orang lain.

“Solusinya itu apa? Kita enggak bisa menyalahkan orang terus karena ada bagiannya, ternyata saya punya ekspektasi punya ayah yang pengertian. Ekspektasi itu yang harus saya bilang ‘cari, tinggalkan’,” tegasnya.

Langkah selanjutnya adalah introspeksi karakter. NP tanpa ragu menuliskan ‘kesesatan’ karakternya, seperti ambisius, memiliki standar tinggi, dan sering marah-marah—sifat yang kontras dengan perannya saat itu sebagai mediator pekerjaan.

“Catatan-catatan karakter saya ini yang saya mulai tuliskan di langkah ke-7, yang meminta bantuan Tuhan untuk menghilangkan kecacatan karakter,” tuturnya.

Momen paling mengharukan dan transformatif terjadi di langkah kedelapan, di mana NP membuat inventaris orang-orang yang pernah ia sakiti.

Daftar ini termasuk dirinya sendiri, orang tua, dan banyak orang lain yang menjadi korban tindakan kriminal dan kebohongan saat ia masih dalam kondisi kecanduan.

“Saya banyak melakukan kriminal-kriminal, terutama dari rumah ini, jual inilah, jual itulah. Bohong soalnya saya melakukan itu,” ia mengakui dengan jujur.

NP mengambil tindakan nyata dengan meminta maaf kepada semua orang di dalam inventaris tersebut, termasuk mendatangi makam bapak dan kakaknya, untuk memohon maaf atas semua yang telah ia lakukan, karena kedua orang yang dicintainya itu telah tiada.

“Saya bisa mendapatkan freedom itu. Saya enggak hidup lagi di masa lalu dengan penuh penyesalan, sehingga hari ini saya bisa hidup,” kata NP, matanya berbinar.

Saat ini, di langkah ke-10, hidup NP diisi dengan kejernihan. Ia rutin melakukan journaling harian, mencatat apa yang telah dilakukan, kesalahan apa yang diperbuat, dan segera meminta maaf. Ini mencegahnya membawa kemarahan atau penyesalan ke hari berikutnya.

Puncaknya, ia kini mengabdikan diri dalam pelayanan (langkah ke-12). Ia bersama anggota komunitas pecandu lainnya memberikan pelayanan secara sukarela dan tanpa dibayar.

“Program ini lebih realistis buat kami, teman-teman pecandu yang ada di sini hari ini dan juga menjadi negara lainnya. Lebih action-nya itu lebih ada,” pungkasnya.

Kisah NP membuktikan kebebasan sejati dari belenggu masa lalu hanya bisa diraih melalui keberanian untuk melihat diri sendiri secara jujur, bertanggung jawab atas kesalahan, dan mengabdikan hidup untuk tujuan yang lebih besar. ***

Berita Lainnya

Terkini