Denpasar – Komang Lusi Damayanti, salah satu pengusaha dan desainer lokal Bali terbilang sukses karena karyanya telah mendunia berkat kegigihann dalam mengembangkan kain endek Bali setelah dirinya menerima bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI.
Dari tanganya, kain tenun endek khas Bali telah mendunia bahkan desainer ternama dari Paris Christian Dior melihat langsung karya – karya desainer endek asal Bali pada akhir tahun 2022 lalu, dalam sebuah fashion show yang salah satunya menampikan karta . Komang Lusi Damayanti.
Dituturkan Komang Lusi Damayanti, dirinya bangga dapat terlibat dalam fashion show tingkat dunia itu.
Ia memang lekat dengan dunia garmen, tukang jahit, berbagai jenis kain, mesin jahit, sejak kecil karena orang tuanya memiliki usaha garmen.
HIngga tahun 1998, saat pariwisata booming membuat kuliah jurusan kepariwisataan digemari. Dirinya tak ketinggalan melanjutkan Pendidikan ke Mapindo dan setelahnya, bekerja di hotel bintang lima di Bali.
Hanya saja, profesi tersebut tak membuatnya betah dan nyaman. Bahkan, dia mulai gelisah uring- uringan sehingga memutuskan berhenti dari pekerjaan tersebut.
Lalu, Komang Lusi Damayanti diminta meneruskan usaha orang tuanya di bidang garmen.
Namun, kain – kain di gudang serta daya imajinasinya saat itu, memantik kreativitasnya untuk membuat pakaian dari endek.
“Awalnya, pakaian buatannya hanya dijual ke teman – teman,” ucapnya ditemui, Jumat 8 September 2023.
Namun lama kelamaan, mulai memiliki jejaring pemasaran. Hingga akhirnya memiliki brand sendiri, Lusi Damai untuk usaha yang dibangunnya tersebut. Dari temannya, ia mendapat tawaran untuk mengikuti pameran di Pesta Kesenian Bali (PKB).
Berbagai pameran garmen, dia ikuti karena ia ingin mengembangkan fashion atau garmen.
Kekikian, aktif mengikuti berbagai pameran, seperti Pesta Kesenian Bali PKB juga pameran Bali Bangkit untuk memperkenalkan karya – karya terbarunya.
Baku kain tenun endek yang awalnya diperoleh dari hunting di pasar Klungkung, seiring bertambahnya permintaan, ia pun mulai menelusuri perajin kain tenun endek.
Menurutnya setiap perajin tenun memiliki ciri khas motif sendiri – sendiri. Hal itulah yang membuat pakaian endeknya juga memiliki ciri khas.
“Dalam setiap price tag pakaian kami selalu tulis nama pengrajinnya. Tujuannya agar penenun lokal juga dapat terangkat,” sambung Komang Lusi Damayanti.
Berbagai model pakaian berbahan endek ia ciptakan mulai dari blazer, dress, kemeja, dan model lainnya. Bahkan pengalaman yang berharga baginya adalah saat pandemi, Anang dan Ashanty menggunakan wardrobe darinya selama syuting program pencarian bakat, terutama untuk model jaket bomber.
Dari wardrobe untuk syuting, selanjutnya jaket bomber dipesan untuk seragam keluarga, sehingga ada total 30 jaket ia buat untuk keluarga Anang dan Ashanty.
Membangun jaringan pemasaran, memanfaatkan sosial media, dan memanfaatkan permodalan dari perbankan merupakan hal yang dilakukan untuk mengembangkan usahanya. Dalam sebulan, Komang Lusi mampu membukukan omzet Rp 30 juta sampai Rp 40 juta.
Dikatakan Komang Lusi, salah satu penerima KUR BRI itu, dengan bunga yang rendah, Komang Lusi meminjam KUR Rp 25 juta dengan tenor 2 tahun.
Kegigihannya menjalankan usaha, Komang Lusi mampu menyelesaikan kreditnya dari hasil penjualan karyanya.
Permodalan menjadi faktor penting dalam perjalanan sebuah usaha. Namun tidak banyak pelaku usaha yang memiliki permodalan sendiri sehingga memerlukan bantuan permodalan dari perbankan.
KUR BRI dengan suku bunga rendah sangat membantu Komang Lusi dalam mengembangkan usahanya hingga menjadi seperti saat ini. ***