Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tengah menyiapkan langkah besar untuk menjadikan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan di Jembrana, Bali, sebagai pelabuhan terintegrasi bertaraf internasional.
Mega proyek ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang bertujuan menempatkan Bali sebagai pusat perikanan modern melalui Integrated Fishing Ports and International Fish Markets (IFP-IFM).
Wakil Menteri Kelautan dan Perikanan, Didit Herdiawan, menegaskan bahwa proyek IFP-IFM ini dirancang untuk mencakup seluruh rantai nilai perikanan, dari penangkapan hingga pengolahan dan distribusi.
“Pembangunan pelabuhan ini bukan hanya tentang ekonomi, tetapi juga keberlanjutan lingkungan dan sosial. Kami ingin PPN Pengambengan menjadi pelabuhan yang sehat, ramah lingkungan, dan menjadi ruang produktif bagi masyarakat, mulai dari pasar ikan modern hingga potensi ekowisata berbasis budaya maritim lokal,” jelas Didit dalam siaran resmi KKP pada Jumat (25/7).
Guna mempercepat realisasi proyek ini, KKP telah berkoordinasi dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Bali. Pemerintah Provinsi Bali pun menyatakan kesiapannya untuk mendukung penuh percepatan pembangunan. Desain pembangunannya akan mengintegrasikan infrastruktur pelabuhan, sistem logistik yang efisien, serta digitalisasi layanan guna mendorong efisiensi dan keberlanjutan usaha perikanan.
Wakil Gubernur Bali, I Nyoman Giri Prasta, menyebut proyek ini sejalan dengan Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali yang berlandaskan pada keseimbangan pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, Pemprov Bali siap bersinergi dalam integrasi kawasan, penyediaan lahan, serta penguatan logistik lokal.
Plt. Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Lotharia Latief, menekankan bahwa pengembangan PPN Pengambengan melampaui sekadar pembangunan infrastruktur. Ini juga tentang keadilan ekonomi bagi nelayan, efisiensi distribusi hasil laut, dan penguatan posisi Indonesia dalam diplomasi perikanan global.
“PPN Pengambengan akan menjadi model pelabuhan masa depan yang efisien, berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi di pasar ekspor global,” kata Latief.
Keberhasilan proyek ini akan menjadi contoh nyata bahwa kolaborasi antara pusat dan daerah adalah kunci utama transformasi sektor kelautan dan perikanan Indonesia. ***