KKP Siapkan Aplikasi’ Alboom’ Tingkatkan Ekonomi Masyarakat Pesisir

6 November 2021, 17:02 WIB

 

AVvXsEil EUGU6BpNFHBJo8I0AVfCoRrZtkrzVixUDHnPKoi0jlrC GQGv8wdv0 TK8Li ehrOpbPzAoHFsprXcYiKxaHsCJNRUQsSuwSXwH42 fq2K kHAMl9Wl71aHaLJ CNMUl2TW0lyNWADQNrdokjJ5pfyENpiB4TfDk0CNrs1HOK9p9TRXsbRLqBGL
KKP menyiapkan aplikasi Alboom saling berbagi informasi./Dok.Humas BRSDM.

Jakarta– Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyiapkan aplikasi “Alboom” untuk saling berbagi informasi mengenai kejadian  Fenomena Harmful Algal Blooms (HABs) di daerahnya masing-masing yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.

Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) melalui kerja sama riset antara Pusat Riset Perikanan (Pusriskan) dengan Pusat Riset Informatika (PRI), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Future University Hakodate, Jepang telah berhasil membuat suatu terobosan baru dalam upaya antisipasi dampak negatif dari kejadian HABs di Indonesia, yaitu melalui pengembangan aplikasi peringatan dini “Alboom” yang merupakan singkatan dari algae bloom monitoring system.

Kerja sama riset antara Puariskan-BRSDM, PRI-BRIN, dan Future University Hakodate sendiri telah terlaksana sejak 2017 dan akan berakhir pada 2022.

Kerja sama ini dikenal juga dengan nama Science and  Technology Research  Partnership for  Sustainable  Development (SATREPS) Mariculture.

SATREPS Mariculture ini berfokus pada penggunaan big data untuk mengembangkan sistem pengambilan keputusan/decision support system (DSS) untuk optimasi budidaya laut dan perikanan tangkap.

Alboom merupakan aplikasi yang melibatkan masyarakat pesisir secara aktif sebagai science citizen untuk saling berbagi informasi mengenai kejadian HABs di daerahnya masing-masing.

Model partisipasi masyarakat ini menjadi komponen utama dalam pengembangan dan menjamin keakuratan suatu sistem DSS, termasuk DSS untuk perikanan budidaya dan perikanan tangkap.

Informasi dan dokumentasi yang dikumpulkan oleh masyarakat tersebut akan sangat membantu dalam memetakan kejadian, distribusi, peyebab kejadian, dan precursor HABs.  

Manfaat spesifik dari aplikasi Alboom adalah dapat digunakan sebagai satu sistem peringatan dini bagi masyarakat pada umumnya dan pembudidaya ikan pada khususnya di lokasi kejadian HABs.

Manfaat Alboom secara nasional adalah dapat menyediakan basis data riwayat dan real/near real time kejadian HABs di seluruh Indonesia yang sampai saat ini belum tersedia.

Di tengah euforia era digital saat ini dan semangat untuk saling berbagi informasi dengan sesama, upaya ini akan dapat bermanfaat untuk mendukung program pengembangan perikanan budidaya di Indonesia serta perbaikan pengelolaan lingkungan perairan yang berkelanjutan.

Plt. Kepala BRSDM, Kusdiantoro dalam pesannya, menyampaikan agar produk teknologi informasi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat kelautan dan perikanan untuk tujuan pengelolaan yang berkelanjutan Hal ini berkaca pada pemahaman masyarakat yang masih rendah akan bahaya HABs yang dapat berdampak pada kematian ikan yang menjadi sumber pangan. 

“Untuk itu perlu adanya sosialisasi untuk menyebarluaskan informasi kepada masyarakat.” ujarnya dikutip dari siaran pers.(Miftach Alifi)

Berita Lainnya

Terkini