“Kita berdiskusi dalam pengembangan kemasan biodegradable berbasis rumput laut yang terjangkau dan bisa diterapkan secara masif,” jelasnya.
Kepala BBP3KP, Widya Rusyanto mengungkapkan sejumlah aspek yang perlu ditingkatkan dalam penyempurnaan kemasan biodegradable ini yaitu teknik pencetakan, teknik pengeringan, serta karakteristik kemasan dalam menahan laju transmisi uap air.
Dalam kunjungan ke FPIK Unpad beberapa waktu lalu, Tim BBP3KP menyempatkan diri untuk melihat Pusat Unggulan IPTEK Perguruan Tinggi (PUI-PT) Functional Nano Powder (FINDER U-CoE) dalam rangka mempelajari proses teknologi nano untuk menyempurnakan bioplastik yang sudah ada.
KKP Tangkap Kapal Ikan Malaysia di Selat Malaka
“Penyempurnaan kemasan ramah lingkungan tentu bukan pekerjaan yang mudah jika hanya dilakukan oleh satu institusi saja, sehingga dibutuhkan kolaborasi dengan berbagai pihak,” ujar Widya Rusyanto.
Wakil Dekan FPIK Unpad, Rita Rostika. Menurutnya, yang dilakukan KKP melalui BBP3KP merupakan upaya pengembangan suatu teknologi berbasis pentahelix atau multipihak dimana unsur pemerintah, akademisi, pelaku usaha, masyarakat, dan media seluruhnya bisa ikut terlibat.
Menurutnya, inisiasi kegiatan ini sejalan dengan kesepakatan bersama antara KKP dan Unpad dalam ruang lingkup penelitian, pengembangan, dan penerapan iptek di bidang kelautan dan perikanan.
Terlena Pariwisata, Bupati Suwirta Akui Budidaya Rumput Laut Sempat Ditinggalkan Petani
“Semoga pihak BBP3KP, FPIK Unpad dan PUI Finder Unpad dapat segera membuat Memorandum of Agreement (MoA) dalam penyempurnaan rekayasa kemasan bioplastik rumput laut agar kerja sama kegiatan yang sudah digagas bisa segera terlaksana,” tutur Rita Rostika.***