Hoaks beredar melalui platform seperti youtube, facebook, tiktok, twitter (X), whatsapp, dan Instagram yang menjadi platform social media yang banyak digunakan oleh pengguna internet di Indonesia.
Aribowo Sasmito menyebut kegiatan “live fact checking” kali ini lebih baik karena ada tambahan tim verbatim, monitoring, dan editor yang mempermudah kerja pemeriksa fakta.
Sementara itu, Ketua Umum AMSI, Wahyu Dhyatmika, menegaskan, esensi dari pelaksanaan “live fact checking” di 5 sesi debat pilpres untuk memastikan publik mendapatkan informasi terpercaya untuk membuat keputusan politik di bilik suara.
Asian Management Excellence Awards di Thailand, Indosat Borong Dua Penghargaan
Pihaknya berharap, pemilu berjalan jujur, adil dan berjalan tanpa kecurangan dan sepenuhnya untuk mewujudkan amanat rakyat”, tegasnya dalam keterangan tertulis.
Ada 7 ahli berbagai bidang dihadirkan sesuai dengan tema debat, yakni; Kesejahteraan Sosial, Kebudayaan, Pendidikan, Teknologi Informasi, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Sumber Daya Manusia, dan Inklusi.
Kegiatan “Live Fact Checking” yang digelar atas dukungan Google News Initiative ini sebagai bagian dari upaya koalisi untuk memeriksa klaim para kandidat agar publik mendapatkan informasi sesuai data yang akurat.
Tangkal Hoaks Pemilu 2024, AMSI Bali dan Garuda Indonesia Perkuat Kolaborasi
Proses cek fakta dilakukan AJI, AMSI, MAFINDO, dan media yang tergabung dalam koalisi salah satunya bertujuan menciptakan pemilu yang kredibel dan berintegritas.
Sekjen AJI, Ika Ningtyas, menambahkan, inisiatif cek fakta telah mendapat respons positif public dan telah menjadi rujukan untuk memeriksa pernyataan/klaim para kandidat.
Hal itu terbukti dari artikel cek fakta di berbagai media yang mendapat kunjungan pembaca yang tinggi.
Kawal Pemilu Damai dan Demokratis, AMSI Maluku Utara Siap Sebarkan Informasi Positif
“Bahkan kegiatan cek fakta juga menginspirasi kelompok social masyarakat untuk melakukan cek fakta secara mandiri”, tutupnya. ***