Koalisi Serahkan Kandang Simbolis, Desak Radisson Segera Transparan Soal Telur Bebas Sangkar

Tiga organisasi perlindungan hewan mendesak manajemen Radisson merealisasikan komitmen global mereka beralih menggunakan telur bebas sangkar

28 November 2025, 18:42 WIB

Badung– Tiga organisasi perlindungan hewan terkemuka di Indonesia – Animals Don’t Speak Human (ADSH), Act for Farmed Animals (AFFA), dan Animal Friends Jogja (AFJ) – melancarkan aksi simbolis di Bali pada 28 November 2025, sebagai pengingat keras bagi Radisson Hotel Group.

Aksi dilakukan di Radisson Blu Uluwatu, Bali, ini berupa penyerahan paket simbolis berupa miniatur kandang ayam petelur.

Tujuannya jelas: untuk mendesak manajemen Radisson segera merealisasikan komitmen global mereka untuk sepenuhnya beralih menggunakan telur bebas sangkar (cage-free eggs) pada tahun 2025.

“Aksi ini menjadi pengingat bagi Radisson Hotel Group bahwa komitmen global mereka untuk beralih ke telur bebas sangkar (cage-free eggs) pada 2025 tidak boleh berhenti sebagai janji tanpa progres yang benar-benar terlihat,” ujar perwakilan koalisi.

Koalisi ini menekankan, waktu terus berjalan, dan Radisson, yang sebelumnya telah berjanji untuk meninggalkan praktik penggunaan telur dari sistem kandang baterai (battery cages), kini ditagih integritasnya.

Dalam sistem kandang baterai, ayam petelur dikurung seumur hidup dalam ruang gerak yang sangat sempit, seringkali tidak lebih besar dari selembar kertas A4.

Pengurungan ekstrem ini melucuti kemampuan mereka untuk melakukan perilaku alami esensial seperti mengepakkan sayap, bertengger, mandi debu, mencari makanan, dan bersarang.

“Kami berharap jaringan hotel ini menunjukkan rencana konkret demi kesejahteraan hewan dan integritas mereka sendiri yang progresnya terus tersendat,” tegas Elly Mangunsong, Direktur Program Advokasi Kesejahteraan Hewan yang Diternakkan AFJ.

Koalisi mendesak Radisson untuk segera mengumumkan rencana transisi yang jelas, terukur, dan dapat diakses oleh konsumen dan pemangku kepentingan.

Standar bebas sangkar bukan hanya isu etis, tetapi telah menjadi standar yang semakin diharapkan dalam rantai pasok global perhotelan dan makanan.

Dengan skala bisnisnya, Radisson punya tanggung jawab untuk segera menunjukkan rencana transisi yang jelas dan terukur.

“Setiap penundaan berarti ribuan ayam terus menderita,” tambah Fiolita Berandhini Saichu, Direktur sekaligus Pendiri ADSH.

Jika komitmen ini benar-benar diimplementasikan, dampaknya akan sangat signifikan, berpotensi meningkatkan kesejahteraan ratusan ribu ayam dalam rantai pasokan mereka.

Publik dan konsumen menuntut Radisson untuk menunjukkan sejauh mana progres yang sebenarnya telah dicapai perusahaan, bukan sekadar janji di atas kertas.***

Berita Lainnya

Terkini