Badung – Bali memiliki potensi bagi pengembangkan wisata kesehatan termasuk dengan mengembangkan terapi sel punca atau stem cell.
Hal itu terungkap saat Bali kembali menjadi tuan rumah ajang bergengsi yang membicarakan seputar Stem Cells atau Sel Punca.
Ajang Kongres Internasional Ke-2 World Council for Preventive, Regenerative, and Anti-aging Medicine (2nd WOCPM) digelar di Discovery Partika Plaza Kuta Badung Bali 8-10 November 2024.
Saat ini Sel Punca sudah semakin diperhitungkan di dunia medis dan penelitian tentang ini juga semakin berkembang.
Transplantasi sel punca merupakan metode pengobatan untuk mengatasi berbagai penyakit, seperti kanker dan penyakit degeneratif.
Karena sifatnya tersebut, sel punca kerap digunakan sebagai bahan transplantasi dalam pengobatan medis.
Prosedur transplantasi sel punca dilakukan dengan menanam sel punca di organ tubuh tertentu untuk menggantikan sel yang rusak akibat suatu penyakit.
Di dalam tubuh, sel punca akan membelah diri menjadi sel-sel lain yang disebut dengan sel anak. Nah, sel anak ini dapat terbentuk menjadi dua jenis, yaitu sel punca baru dan sel dewasa.
Diketahui, Sel Punca adalah sel yang akan terus memperbanyak diri tanpa fungsi khusus, sedangkan sel dewasa adalah sel yang sudah memiliki fungsi spesifik, seperti sel otak, sel darah, dan sel tulang.
Penelitian terhadap fungsi sel punca masih terus dilakukan dan dikembangkan. Salah satunya adalah untuk menggantikan sel yang rusak akibat penyakit tertentu seperti kanker, stroke, diabetes, dan penyakit degeneratif seperti osteoarthritis dan penyakit Parkinson.
Sel Punca diharapkan dapat berkembang menjadi sel dewasa dan jaringan baru. Selain itu, sel punca juga digunakan untuk mengetahui efektivitas dan keamanan suatu obat. Selain itu keberadaan sel punca juga kerap digunakan untuk terapi kesehatan kecantikan.
Dalam sambutannya, Presiden WOCPM Prof.dr.Deby Vinski, MSc, PhD, menyatakan, ajang ini untuk menggali Kolaborasi dari para pakar di seluruh dunia untuk kesehatan yang lebih baik dengan mengawalinya dari pencegahan.
“Bersama-sama, kita berkumpul di Discovery Kartika Plaza Hotel yang indah di Bali untuk berbagi pengetahuan, inovasi, dan membangun jaringan.
Tema kita, “Kolaborasi Dunia Masa Depan dalam Pariwisata Kesehatan,” menyoroti pentingnya kerja sama global dalam memajukan pengobatan preventif, regeneratif, dan penelitian sel punca—bidang-bidang yang membentuk kembali masa depan pengobatan dan kebugaran,” ujar Prof. Deby saat pembukaan send WOCPM International Congres. Jumat 8 November 2024 dalam acara
Ajang ini juga untuk mengeksplorasi kemajuan yang luar biasa, bertukar penelitian, dan membangun kemitraan yang tidak hanya akan meningkatkan standar medis di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia.
Kongres ini menawarkan kesempatan unik untuk berkolaborasi dalam praktik dan terapi paling mutakhir yang akan meningkatkan pariwisata kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup bagi jutaan orang.
Pihaknya berterima kasih kepada para delegasi peserta Kongres yang telah menjadi bagian dari acara transformatif ini.
“Saya yakin bahwa diskusi dan kolaborasi yang kita lakukan di sini akan menghasilkan inovasi yang signifikan dan masa depan yang lebih cerah bagi perawatan kesehatan global,” ujarnya.
Kongres ini mempertemukan lebih dari 1.000 dokter Indonesia dan internasional dari 74 negara secara daring dan luring, dengan 37 pembicara terhormat dari 26 negara dari Prof Jaime Rodriguez, Prof Carlos, Prof Eric Equinarina, Prof Phill McCans dari Inggris, dr Bill Lawrence dari AS, dr Bill Cham Vanuatu, dr Eugene dari Jenewa, Swiss Biotech, Monaco, Italia, Rusia, Prancis, Spanyol, Swiss, AS, Inggris, Filipina, Lebanon, Jerman, Kroasia, termasuk Indonesia dan banyak negara lainnya. Kongres ini memberikan 25 SKP dan 30 Kredit CME WOCPM.
Penasihat Khusus Presiden Bidang Kesehatan Nasional Prof dr Terawan Agus Putranto, saat membuka acara kongres ini mengatakan tema kongres “New Frontier in Preventive, Regenerative Medicine, NUTRITION and Stem Cells: The Future World Collaboration of Health Tourism” sejalan misi Indonesia untuk mengatasi penyakit menular dan degeneratif di Indonesia.
Ditegaskannya, penting untuk memprioritaskan pengobatan preventif, regeneratif, dan juga mendukung misi Presiden Prabowo Subianto untuk Indonesia Emas 2045.
” Gizi memegang peranan penting untuk menjadikan generasi muda kita sehat, cerdas, dan pintar menghadapi persaingan global di masa mendatang,” ujar Prof Terawan.
Lebih lanjut dikatakannya Imunoterapi merupakan bidang terapi baru yang saat ini tengah berkembang dan kami terus mengembangkan terobosan baru dalam penelitian imunoterapi.
Menurutnya Kongres Internasional WOCPM ke-2 merupakan ruang dinamis untuk dialog yang menggugah pikiran, dan mengkatalisasi kemajuan inovatif dalam bidang kesehatan.
Prof Terawan mengundang semua untuk memanfaatkan kesempatan ini sepenuhnya; terlibat dalam percakapan yang mencerahkan, berbagi wawasan unik dan berkolaborasi dengan sesama pelopor di bidang ini.
“Mari bekerja sama untuk membangun masa depan yang lebih sehat dan lebih sejahtera!,” tandasnya.
Sementara itu baik Prof Deby Dan Prof Terawan juga mengatakan bahwa ajang ini diharap akan memperkuat posisi Bali yang diarahkan untuk menjadi tujuan utama destinasi wisata medis dunia dan tengah fokus mengembangkan pariwisata berkelanjutan, salah satunya melalui wisata kesehatan.
Potensi Bali dalam mengembangkan wisata kesehatan dinilai sangat baik, termasuk dengan mengembangkan terapi sel punca atau stem cell.
Dalam kesempatan sebelumnya Menkes Budi Gunadi Sadikin juga mendukung gelaran acara ini yang dikatakannya dapat memperluas wawasan bidang kesehatan.
Sejumlah pembicara tingkat dunia yang sangat kompeten di bidangnya akan berbagi wawasan dalam gelaran acara yang berlangsung 3 Hari dan rencananya akan ditutup oleh mantan Wapres RI Jusuf Kalla pada Minggu 10 November 2024.
Di antaranya adalah Prof Elena Baranova MD, PhD, HDR, Bill Lawrence JD MS, PhD, Prof dr Ali Ghufron Mukti MSc, PhD, Dr. Christopher Rex P Gloria PhD, Prof, Dr. Jaime Rodriquez Quintosa MD, PhD, MSc, MBAHc, Prof Dr. Deby Vinski MSc, PhD.***