Konsumsi Pertalite dan Pertamax Melonjak 10 Persen di Bali Nusra

4 Januari 2017, 16:04 WIB

BBM

SURABAYA – Konsumsi bahan bakar khusus Pertamina jenis Pertalite dan Pertamax meningkat diatas rata-rata harian normal pada periode penyaluran Natal dan Tahun Baru (Nataru) 19 Desember 2016 – 2 Januari 2017 .

Produk Pertalite yang makin mendapatkan tempat di hati masyarakat mengalami peningkatan 10% dari rata-rata harian normal di wilayah Marketing Operation Region V Jatim Balinus. “Sedangkan Pertamax dengan RON92 mengalami kenaikan sebesar 7% dari rata-rata harian normal Pertamina MOR V,” jelas Area Manager Communication & Relation Jatimbalinus, Heppy Wulansari.

Heppy menjelaskan, konsumsi Pertalite di MOR V Jatim Balinus meningkat 10% dari rata2 harian normal menjadi 6471 KL. “Untuk Pertamax meningkat 7% dari rata2 harian normal menjadi 3956KL,” sambungnya.

Meningkatnya konsumsi BBK jenis Pertalite dan Pertamax menunjukkan bahwa konsumen sangat memperhatikan kualitas & performa bahan bakar untuk kendaraannya. “Apresiasi kepada masyarakat yang makin mempercayakan bahan bakar kendaraannya kepada bahan bakar khusus seperti Pertalite dan Pertamax,” sambungnya,

Peningkatan konsumsi Pertalite terbesar terjadi di daerah wisata Bali dan Nusa Tenggara Barat sebesar 40% dari rata2 harian normal. Untuk Pertamax, wilayah yang mengalami kenaikan paling tinggi adalah di Nusa Tenggara Barat sebesar 22%.

Sementara di wilayah Bali Pertamax mengalami kenaikan 12% dari rata2 normal harian dan di Jawa Timur mengalami kenaikan 5% pada masa libur Natal dan Tahun Baru. Kenaikan konsumsi BBM ini dapat terlayani dengan baik, terutama karena Pertamina telah menyiapkan antisipasi sebelumnya.

“Termasuk melakukan kordinasi dengan pihak terkait untuk melancarkan penyaluran BBM, terutama terkait waktu pengiriman dan ketersediaan armada,” sambung Heppy. Kondisi sebaliknya dialami BBM jenis Premium dan Solar.

Premium pada masa Natal dan tahun baru mengalami penurunan sebesar 4% dari rata2 harian normal. Demikian juga untuk Solar mengalami penurunan konsumsi sebesar 6% dari rata2 harian normal. (rhm)

Artikel Lainnya

Terkini