Koster: Pemerintah Harus Berpihak Kepada Pelestarian Adat dan Budaya Bali

11 Maret 2018, 07:52 WIB

KLUNGKUNG – Calon Gubernur Wayan Koster menegaskan pemerintah harus menujukkan keberpihakan yang jelas terhadap upaya pelestarian adat dan budaya Bali. Karenanya, Koster telah membuktikan komitmennya dalam melestarikan adat budaya Bali dengan mengembalikan peran institusi banjar.

Banjar secara tradisional sejak dahulu berperan sebagai pusat pengembangan serta pelesatarian adat budaya Bali. Itulah yang akan menjadi komitmen pasangan calon nomor urut 1 Gubernur-Wakil Gubernur Wayan Koster-Tjok Oka Arta Ardana Sukawati (Koster-Ace).

Koster menegaskan komitmennya, setelah terpilih sebagai gubernur Bali periode 2018-2023, pihaknya tak hanya akan melaksanakan program pembenahan bale banjar secara fisik. Lebih dari itu, akan kembali menghidupkan kegiatan berkesenian, adat serta budaya masyarakat dengan berbasis banjar.

Setelah menjadi anggota DPR sejak tahun 2004, setiap tahun saya membantu pembangunan sekitar 30-an bale banjar dan wantilan di seluruh Bali. Mungkin jumlahnya sudah ada sekitar 300-an. Termasuk juga seperangkat alat gamelan.

“Nanti astungkara terpilih, tiyang akan lanjutkan lagi dengan kelengkapan lainya untuk menunjang segala aktivits di banjar,” ungkapnya saat mesimakrama dengan warga Klungkung di Banjar Jeroagung Klod, Desa Gelgel, Kabupaten Klungkung, Sabtu (10/3/2018).

Tujuannya menurut dia, adalah untuk melestarikan seni, adat dan budaya Bali sehingga tetap lestari, bahkan makin berkembang.

“Khususnya agar generasi muda kita tetap melakoni kehidupan berkesenian, adat serta budaya Bali. Namun harus ada sarana dan prasaranan sebagai fasilitas penunjangnya. Nah, ini yang bantu adalah pemerintah,” katanya.

Untuk merealisasikan hal tersebut, pihaknya akan mengangkat tenaga kontrak yang berasal dari lingkungan banjar setempat. Para tenaga kontrak ini nantinya bertugas untuk melatih serta mengajarkan warga berbagai kegiatan yang terkait seni dan budaya Bali.

“Nanti kita siapkan semuanya. Tenaga pelatih, alat-alatnya seperti gamelan termasuk juga kustum bila perlu kta juga siapkan. Anggarannya dari APBD Provinsi. Sudah saya hitung itu semua,” terangnya.

Dengan begitu, ia berharap agar aktivitas berkesenian juga kegiatan budaya di masyarakat akan lebih hidup dan semarak kembali dari sebelumnya. “Kami berharap sekeha santhi, sekeha gong dan sekehe keseniannya lainnya bisa lebih hidup dan semarak lagi. Semuanya yang dibutuhkan akan kita siapkan,” tegasnya.

Bila hal itu terealisasi, pihaknya berkeyakinan kehidupan seni, adat, budaya Bali, tak hanya lestari namun makin semarak dan berkembang.

“Iya bagaimana lestari dan berkembang kalau tidak difasilitasi. Itu sudah menjadi kewajiban, dan sekaligus bukti keberpihakan pemerintah terhadap pelestarian adat dan budaya kita,” demikian Koster. (*)

Berita Lainnya

Terkini