Diakuinya, untuk beralih dari batu bara ke energi terbarukan membutuhkan usaha yang tidak mudah.
Diungkapkan, dana yang harus dikeluarkan oleh negara untuk transisi menuju Net Zero Emission 2060 pun sudah dikalkulasi mencapai triliunan rupiah.
“Kita punya keyakinan bahwa kita punya resources untuk dijadikan renewable energy diantaranya air, matahari dan energi laut. Jerman sudah sangat maju di sektor itu, mungkin eksplorasi lebih banyak lagi diperlukan untuk investor Jerman untuk menggali berbagai sumber baru tadi,” lanjut Moeldoko.
KSP: Rumah Kebersamaan di Kupang, Model Penyelesaian Konflik Pembangunan Tempat Ibadah
Sejak tahun 2012, hubungan Bilateral RI – Jerman diperkuat melalui Joint Declaration for a Comprehensive Partnership.
Kedua negara sepakat mengembangkan kerja sama di bidang Ekonomi, Pendidikan, Riset dan Teknologi, Kesehatan, Industri Pertahanan, Keamanan Pangan, dan Transportasi.
Dalam perkembangannya, hubungan bilateral kedua negara semakin meningkat melalui kunjungan resmi Presiden Joko Widodo ke Berlin di tahun 2016, dimana pemimpin kedua negara yang pada saat itu Jerman masih diwakili oleh Kanselir Angela Merkel, menyepakati kembali penguatan hubungan kemitraan strategis di bidang pendidikan vokasi, energi terbarukan dan kerja sama maritim.
Indeks Persaingan Usaha 2021, KPPU: Bali Alami Perbaikan
Kekinian, setelah Jerman melantik Kanselir baru menggantikan 16 tahun kepemimpinan Kanselir Angela Merkel, Moeldoko berharap Jerman dan Indonesia bisa mempererat kerja sama kembali.
Khususnya di bidang perubahan iklim, finansial berkelanjutan, dan efisiensi energi ada banyak ruang dialog antara Indonesia dan Jerman.
“Kita berharap akan ada banyak pertukaran [kunjungan kementerian] langsung baik secara bilateral maupun melalui kerangka kerja G20,” kata Dubes Jerman, Ina Lepel.***