![]() |
Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan Bidang Informasi dan Komunikasi Politik Juri Ardiantoro/Dok. KSP |
Jakarta – Rencana aksi demonstrasi menolak Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang beredar melalui pesan berantai dan berbagai
unggahan di media sosial yang mengajak masyarakat untuk turun ke jalan
disayangkan Kantor Staf Kepresidenan (KSP).
Dalam pesan berantai itu, aksi turun ke jalan menolak PPKM juga telah
dilakukan di beberapa daerah baru-baru ini.
Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan Bidang Informasi dan Komunikasi Politik
Juri Ardiantoro menyatakan, sebenarnya, Presiden Joko Widodo sebelumnya telah
berkali-kali menyatakan terbuka dan menghargai berbagai kritik dari berbagai
pihak.
Juri Ardiantoro menyatakan, kritik tersebut menjadi pertimbangan dalam
mengambil kebijakan. Termasuk dari pihak-pihak lain seperti akademisi/pakar,
mahasiswa, organisasi masyarakat, dan pihak-pihak yang memberi perhatian
terhadap penanganan Covid-19.
Pemerintah memahami kehidupan masyarakat saat ini sedang mengalami tekanan
yang tidak ringan, tetapi kebijakan pembatasan-pembatasan kegiatan masyarakat
harus diambil.
“Untuk menurunkan angka penularan Covid-19 yang sedang tinggi dan mencegah
lumpuhnya rumah sakit akibat kewalahan menerima pasien,” ujarnya dalam
keterangan tertulis pada Jumat (23/7/2021).
Kebijakan pembatasan ini juga dibarengi dengan usaha-usaha untuk meringankan
beban hidup masyarakat yang memiliki ketergantungan pada penghasilan harian.
Karenanya, pemerintah menambah bantuan berupa pembagian beras, pendirian
dapur-dapur umum, selain yang sudah berjalan seperti subsidi listrik, bansos,
BLT dana desa, subsidi kuota internet, Program Keluarga Harapan (PKH), dan
kartu sembako.
Saat bersamaan pemerintah membangun sistem yang memudahkan dan meringankan
pasien Covid-19. Hal itu termasuk bagi yang sedang menjalani isolasi mandiri
(isoman) dengan layanan telemedicine dan obat gratis.
Untuk itu, Juri mengimbau penting sekali untuk menghindari aktivitas yang
menyebabkan kerumunan. Hal itu seperti aksi-aksi demonstrasi yang bisa menjadi
klaster penyebaran Covid-19, dimana saat ini daya penularannya sangat cepat.
Empati dibutuhkan terhadap semua yang berjuang memerangi Covid-19 seperti para
tenaga kesehatan, dan saudara-saudara yang sedang berjuang sembuh.
“Demikian juga, kepada aparat yang menjaga masyarakat agar taat protokol
kesehatan, dan terhadap masyarakat yang bahu membahu mengatasi pandemi serta
berusaha meringankan beban ekonomi,” jelasnya.
Kolaborasi dari semua pihak adalah kunci untuk bisa mengatasi masalah ini. Hal
itu bisa dimulai dari bersama-sama mematuhi protokol kesehatan, hingga
bergotong royong membantu masyarakat sekitar yang sedang isoman.
Banyak yang membutuhkan obat-obatan dan alat kesehatan lain untuk sembuh dari
Covid-19. Mereka yang kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Mari
kita gotong royong bersama dengan pemerintah mengatasi semua kesulitan ini,”
harapnya. (rhm)