Kunjungan PM Albanese, Perkuat Hubungan Ekonomi Perdagangan hingga Ketahanan Pangan

Indonesia dan Australia terus berkomitm memperkuat hubungan bilateral dengan Australia di berbagai sektor khususnya melalui pendekatan sosial-budaya, ekonomi dan perdagangan serta ketahanan pangan.

21 Juli 2022, 09:22 WIB

Jakarta – Indonesia dan Australia terus berkomitm memperkuat hubungan bilateral dengan Australia di berbagai sektor khususnya melalui pendekatan sosial-budaya, ekonomi dan perdagangan serta ketahanan pangan.

Hal itu disampaikan Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko usai menerima kunjungan Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams, di Gedung Bina Graha, Jakarta, Kamis (21/7/2022).

Dijelaskan, Indonesia mengapresiasi kunjungan Perdana Menteri Albanese ke Indonesia beberapa waktu lalu. Tentunya, dengan harapan bisa meningkatkan hubungan kedua negara.

Diakuinya, dinamika politik di kedua negara sudah biasa, pergantian kepemimpinan dan lain sebagainya.

“Tapi porosnya tidak boleh berubah, kedua negara tetap harus meningkatkan hubungan bilateral, terutama melalui penguatan hubungan people-to-people baik melalui bisnis dan budaya,” tutur mantan Pangdam IV/Diponegoro itu.

Pada 5-7 Juni lalu, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengunjungi Indonesia dan bertemu dengan Presiden Joko Widodo untuk membahas hubungan bilateral kedua negara. Kunjungan itu menandai kunjungan bilateral pertama Albanese semenjak dilantik sebagai Perdana Menteri Australia pada 23 Mei lalu.

Dijelaskan, Australia merupakan mitra penting Indonesia di berbagai bidang, termasuk salah satunya dalam isu kesehatan dan ketahanan pangan. Australia berkomitmen untuk bekerjasama dengan Indonesia untuk mengatasi wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang melanda ternak sapi, kerbau dan kambing di Indonesia.

Dalam isu ketahanan pangan, Moeldoko mengajak Australia untuk bekerja sama dengan Indonesia mengembangkan industri pangan sorgum.

Kata Moeldoko, di tengah ancaman krisis pangan global, Indonesia sudah mulai mencoba mengembangkan beberapa alternatif pangan, salah satunya sorgum di NTT.

“Akan sangat bagus kalau Australia punya pengalaman tentang ini dan bisa mengembangkan tanaman sorgum bersama Indonesia,” sambungnya.

Sebagian wilayah utara Australia, misalnya di kota Darwin, memiliki kesamaan kondisi geografis dan iklim dengan wilayah NTT di Indonesia. Sehingga memungkinkan tanaman bijian-bijian sorgum untuk dikembangkan bersama. ***

Berita Lainnya

Terkini