Kegiatan pelepasan tukik sebagai rangkaian Youth Summer Camp di Bali |
Badung – Melansir data riset Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) nilai kekayaan laut Indonesia hingga Maret 2019 mencapai Rp 1.772 triliun atau setara dengan 93 persen dari total APBN Indonesia tahun 2018.
Direktur Komunikasi WWF-Indonesia, Elis Nurhayati, melansir data LIPI tersebut dalam edukasi dan gerakan peduli lingkungan hidup dengan mendukung gerakan Youth Summer Camp 2019 yang diselenggarakan pada 21-24 Juni 2019 di Bali.
Diketahui, Youth Summer Camp merupakan inisiatif yang digerakkan oleh Komunitas Marine Buddies dan di ikuti oleh 100 anak muda dari berbagai kota di Indonesia.
Elis mengungkapkan, nilai kekayaan tersebut bersumber dari ikan, terumbu karang, ekosistem mangrove, ekosistem lamun, potensi wisata bahari, dan lainnya. Ditegaskannya, untuk mengoptimalkan potensi kekayaan laut tersebut, konservasi juga memiliki peranan pentingnya.
“Kawasan konservasi laut merupakan instrumen penting dalam pengelolaan sumber daya perikanan karena dapat melindungi habitat, struktur ekosistem, fungsi ekosistem, dan menjaga keanekaragaman spesies,” katanya menandaskan.
Perlindungan terhadap 20 persen hingga 40 persen wilayah laut dari penangkapan ikan akan meningkatkan hasil penangkapan jangka panjang dan mengurangi tekanan penangkapan berlebih.
Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mendirikan kawasan konservasi perairan (laut) di seluruh Indonesia seluas 20 juta hektar pada tahun 2020.
Niat Ini disampaikan Presiden Republik Indonesia pada acara World Ocean Conference (WOC) dan Coral Triangle Initiative (CTI) Summit di Manado pada tahun 2009 dan di Bali di 2018.
Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), pada tahun 2018 telah terbangun 177 kawasan konservasi perairan dengan luasan mencapai 20,88 juta Ha (6,42 % dari luas laut) di seluruh Indonesia.
Dalam rangka mendukung upaya konservasi laut dan memaksimalkan potensi kekayaan laut Indonesia tersebut serta sebagai tanggung jawab pengelolaan lingkungan akibat pembangunan bandara khususnya di Bali, Angkasa Pura I turut mendukung kegiatan Youth Summer Camp.
Ajang ini juga mendapat dukungan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebagai salah satu program sustainability development yang sedang digalakkan oleh Angkasa Pura I.
Angkasa Pura I mendorong generasi muda Indonesia untuk memiliki kepedulian terhadap konservasi laut.
Youth Summer Camp, yang diselenggarakan selama empat hari ini, akan diberikan pengetahuan kepada generasi muda Indonesia mengenai kelautan, dari mulai potensi sumber daya alam, kampanye Illegal wildlife trade, hingga ke cara berkontribusi kepada konservasi laut dengan melakukaan pendataan sampah pesisir dan penanganan mamalia terdampar.
Terdapat berbagai Beberapa kegiatan pada Youth Summer Camp diantaranya ini, khususnya terkait isu kelautan, termasuk peringatan Hari Lingkungan Hidup yang diperingati setiap tanggalyang sebelumnya jatuh pada 5 Juni dan Hari Laut Sedunia pada 8 Juni 2019.
Youth Summer Camp merupakan inisiatif kegiatan edukasi generasi muda Indonesia tentang konservasi kelautan dari Komunitas Marine Buddies yang berada di bawah WWF Indonesia.
Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT Angkasa Pura I (Persero) Devy Suradji menambahkan, pihaknya bangga menjadi bagian dari gerakan generasi muda ini yang berkontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan hidup ini, khususnya isu kelautan.
“Kami berharap Harapannya, gerakan ini dapat berkembang dan menjadi gerakan nasional yang melibatkan lebih banyak pemangku kepentingan untuk mewujudkan objektif konservasi lingkungan hidup nasional,” tandas Devy.
Kegiatan ini melibatkan sebanyak kurang lebih sekitar 10090 orang generasi muda Indonesia yang berusia 15-24 tahun yang mewakiliperwakilan dari Komunitas Marine Buddies Indonesia, komunitas pecinta lingkungan lainnyakomunitas Earth Hour, pelajar atau mahasiswa, dan generasi muda dari komunitas umum lainnya.
Selama 4 hari, peserta dibekali materi mengenai kampanye Illegal wildlife Trade, Adapun berbagai bentuk kegiatan yang dilakukan yaitu pemberian materi (kampanye illegal wildlife trade, pelatihan pendataan sampah pesisir, dan pelatihan penanganan simulasi mamalia laut terdampar).
Selain itu peserta juga akan melakukan, kunjungan ke Kawasan Konservasi Perairan Daerah Nusa Penida, penanaman mangrove, penanaman terumbu karang, pelepasan tukik, dan malam budaya. (riz)