Yogyakarta – Berdasarkan survei kunjungan wisata bulan lalu, jumlah pelancong yang membanjiri Kota Gudeg Yogyakarta secara mengejutkan berhasil melampaui Pulau Dewata, Bali.
Menanggapi tren positif tersebut, Ketua DPRD DIY, Nuryadi, mengeluarkan seruan tegas kepada seluruh elemen masyarakat dan pelaku usaha.
Menjelang momentum libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025 serta Idul Fitri mendatang, ia meminta warga Jogja untuk menjadi tuan rumah yang menjunjung tinggi etika dan keramahan.
Isu klasik mengenai praktik harga tidak wajar atau yang akrab disebut “nuthuk” menjadi perhatian utama. Nuryadi menegaskan bahwa kejujuran pelaku usaha adalah kunci agar wisatawan tidak merasa kapok.
“Tuan rumah yang baik itu artinya bisa menyapa dan menerima dengan baik. Saat mencari rezeki pun harus wajar-wajar saja. Jangan sampai wisatawan kapok. Kalau berdagang, sebaiknya pakai daftar harga, jangan nuthuk,” tegas Nuryadi saat ditemui di kantornya, Kamis (18/12/2025).
Lonjakan angka kunjungan yang melampaui Bali ini bukan tanpa alasan. Aksesibilitas yang semakin mudah dengan dibukanya jalur tol hingga wilayah Prambanan menjadi katalisator utama.
“Dari survei bulan lalu, jumlah kunjungan wisata di Yogyakarta melebihi Bali. Salah satu faktornya karena tol sekarang sudah dibuka sampai Prambanan. Wajar kalau masyarakat datang ke sini lebih mudah dan cepat,” jelasnya.
Mengingat Yogyakarta tidak memiliki kekayaan sumber daya alam seperti daerah lain, sektor pariwisata dan UMKM menjadi napas utama penggerak ekonomi daerah.
Dalam upaya mengurai kepadatan, Nuryadi juga memberikan imbauan yang menggugah bagi warga lokal. Ia menyarankan agar warga DIY memberikan kesempatan kepada wisatawan untuk menikmati kawasan ikonik seperti Malioboro.
“Bukan melarang, tapi sebagai tuan rumah, jika tidak terlalu penting sebaiknya warga Yogyakarta tidak usah ke Malioboro dulu. Berikan ruang bagi tamu kita dari luar daerah untuk menikmati jantung kota ini,” pesannya.
Sinergi Kebersihan dan Peningkatan PAD
Selain soal harga, masalah sampah tetap menjadi prioritas. Nuryadi menekankan bahwa kebersihan adalah bagian dari “cerita” yang akan dibawa pulang oleh wisatawan.
Jika Jogja bersih, ramah, dan jujur, maka Pendapatan Asli Daerah (PAD) dipastikan akan terkerek naik secara organik.
“Kebersihan ini penting. Kalau Yogyakarta bersih, ramah, dan harganya tidak nuthuk, itu kesan indah yang akan dibawa pulang wisatawan,” pungkasnya. ***

