Badung – Di bawah langit Badung yang cerah, kehangatan Hari Raya terasa menyelimuti suasana, bahkan dalam dunia virtual. Pada Jumat, 28 Maret 2025 pukul 11.00 WITA, Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Cibinong menjadi pusat perhatian nasional.
Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas) menyelenggarakan acara penyerahan Remisi Khusus Hari Raya Nyepi dan Idul Fitri, menghubungkan berbagai pihak melalui layar yang memancarkan semangat persaudaraan.
Dari layar itu pula, Decky Nurmansyah, Kakanwil Ditjenpas Bali, tampil, diapit oleh jajaran stafnya. Di tempat berbeda namun dengan semangat serupa, Kepala Lapas Kelas IIA Kerobokan, Hudi Ismono, dan 70 Warga Binaan beragama Hindu dan Islam berkumpul di aula lapas, menghadirkan suasana penuh harap dan syukur.
Rangkaian acara mengalir dengan rapi. Sambutan Direktur Jenderal Pemasyarakatan menjadi pembuka, menyampaikan pesan hangat yang menggugah hati.
Tidak lama kemudian, Surat Keputusan Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan tertanggal 28 Maret 2025 dibacakan dengan penuh khidmat oleh Direktur Pembinaan Narapidana dan Anak Binaan.
Momen puncaknya adalah ketika Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan menyerahkan Surat Keputusan Remisi Khusus secara simbolis.
Diikuti serentak oleh seluruh Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan se-Indonesia, kegiatan ini menjadi simbol persatuan dan komitmen yang kuat.
Di Lapas Kelas IIA Kerobokan, suasana menjadi lebih haru ketika empat narapidana perwakilan menerima Surat Keputusan Remisi secara langsung dari Kakanwil Ditjenpas Bali dan Kepala Lapas. Itu adalah momen kecil yang penuh arti, menggambarkan harapan baru di tengah keterbatasan.
Sebanyak 257 narapidana mendapatkan Remisi Khusus Hari Raya Nyepi, sementara 599 narapidana lainnya menerima Remisi Khusus Hari Raya Idul Fitri. Total 856 narapidana kini memiliki sesuatu yang dapat mereka sambut dengan senyuman—sebuah langkah kecil menuju kehidupan yang lebih baik.
Di balik angka dan prosesi ini tersimpan pesan mendalam. Pemberian remisi ini bukan hanya sekadar pemenuhan hak bagi narapidana yang memenuhi syarat, tetapi juga simbol nyata dari komitmen pemerintah.
“Kegiatan yang berlangsung aman, lancar, dan khidmat ini adalah wujud nyata dari upaya pembinaan dan rehabilitasi narapidana, sejalan dengan 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan,” kata salah seorang pejabat, menutup acara dengan penuh optimisme.***