Kabarnusa.com –
Bersama PT Dirgantara Indonesia pihak Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional (LAPAN) mulai fokus untuk memproduksi pesawat berukuran kecil
yang bisa dipakai berbagai kepentingan mulai kemaritiman hingga
keamanan.
Kepala Pusat Teknologi Penerbangan LAPAN, Gunawan
Setyo Prabowo mengungkapkan, ini LAPAN dan PT DI serius menggarap
pesawat jenis kecil seperti N219 yang dalam waktu dekat akan
diluncurkan.
“Kita serius, ini ada barangnya, cetak biru.
dan, ini pasti jadi,” jelas dia dalam konferensi pers International
Seminar on Aerospace Science adn Technology (ISAST) ke-III di Kuta,
Bali, Rabu (28/10/2015)..
Dia mencontohkan, pesawat N219
dibanderol dengan harga berkisar Rp50-54 miliar. memiliki nilai
kompetitif dan potensial marketnya sekitar 250-an.
Kata dia, N219 merupakan pesawat dengan desain sederhana.
Pada
April Tahun depan, pesawat berpenumpang 19 orang itu akan diluncurkan..
Saat ini, pesawat kecil itu, mulai melakukan first flight test.
“Nanti sertifikasi turun saat itu. Itu sudah ready pesawat utuh dengan sistem lengkap,” ucapnya.
Rencananya, pada 10 November depan pesawat ini akan resmi diperkenalkan kepada publik.
Saat
ini kita sudah LoI ada pemesanan 75 unit. Itu dari Lion Air, Aviastar,
MBA dan beberapa Pemda seperti Aceh, Papua dan Kalimantan.
“2017 kita akan masuk ke pasar. Persaingan terberat kita sama Tiongkok,” imbuh Gunawan.
Dia menjelaskan, N219 merupakan pesawat dengan desain sederhana.
“Ini
sebetulnya pesawat yang jauh lebih sederhana. Misi kita sesungguhnya
adalah menghidupkan kembali PT DI (Dirgantara Indonesia),” kata Gunawan
di sela International Seminar on Aerospace Science and Technology
(ISAST) di Kuta, Bali, Rabu 28 Oktober 2015.
Pesawat itu, ada
banyak koversinya bisa ke ampibi, military, transport, cargo, juga bisa
untuk pemadam kebakaran dan yang pasti juga untuk membantu dan
mendukung kepentingan kemaritiman di Tanah Air.
Sebut saja, untuk menetukan batas-batas perairan laut Indonesia dan memantau dinamika pelayaran di wilayah Tanah Air.
Tetapi yang lebih penting, Gunawan melanjutkan, pesawat ini ditujukan untuk pemenuhan transportasi perintis di Indonesia Timur.
“N219 kelak menjadi moda transportasi utama bagi pulau-pulai Indonesia yang tidak dapat ditempuh jalur darat dan laut,” katanya.
Di
kawasan Indonesia Timur, ada kebutuhan pesawat untuk mendarat di daerah
pegunungan, landing dan takeoff yang pendek serta fasilitas rendah. (rhm)