Laporan ini mengungkap pencurian ikan di Natuna dan dampaknya bagi nelayan di Indonesia, Malaysia dan Vietnam, juga beragam masalah kelautan lain di negara-negara tersebut.
Ketiga karya tersebut menyisihkan 141 karya jurnalisme data lainnya dalam dua babak penjurian. Perwakilan Dewan Juri Eva Danayanti menerangkan, terdapat beberapa aspek yang menjadi pertimbangan dewan juri dalam menilai karya yang masuk, yaitu kepentingan publik, inovasi, storytelling, kelengkapan informasi, dampak, dan visualisasi.
Dari karya yang masuk, kami senang melihatnya. Kualitasnya cukup baik, meskipun memang secara kompenen jurnalisme data sendiri belum semuanya lengkap, tapi setidaknya dari topik yang dihadirkan, serta metode pengambilan dan pengolahan data itu sudah maju pesat sekali dibanding dulu,” ujarnya.
Marak Disinformasi di Tahun Politik, AMSI Perkuat Jurnalisme Pre-Bunking
Pendiri IDJA Wan Ulfa Nur Zuhra, mengatakan IDJA adalah ajang untuk mengapresiasi kerja keras jurnalis, desainer, programmer, editor, dan banyak orang lain di belakang liputan-liputan jurnalisme data.
Ia harap, kehadiran IDJA dapat menciptakan iklim yang baik untuk mendukung perkembangan jurnalisme data di Indonesia.
“Semoga karya-karya yang menurut para dewan juri merupakan yang terbaik ini, bisa menjadi benchmark, bisa menjadi inspirasi untuk teman-teman lain dalam mengerjakan liputan jurnalisme data yang bermutu,” ujar Ulfa.
Guru Besar UGM, Ana Nadhya Abrar: Pengutamaan Nilai Kemanusiaan Batas Kanan Jurnalisme
Diketahui IDJA merupakan ajang penghargaan pertama bagi laporan jurnalisme data di Indonesia ysng diinisiasi oleh Indonesian Data Journalism Network (IDJN)
Abdul Manan, perwakilan tim Tempo, berharap ke depannya semakin banyak jurnalis dan redaksi yang mempraktikkan jurnalisme data.
Meski tantangannya besar, Abdul Manan menganggap karya-karya jurnalisme data diperlukan di tengah desarnya arus informasi di internet.
Dukung Jurnalisme Berkualitas, AMSI Luncurkan Riset Lanskap Media Digital Indonesia
“Saya kira, teman-teman di newsroom juga perlu mendorong kesadaran industri untuk memberi ruang kepada jurnalisme data karena inilah yang membedakan kita dengan informasi selintas di dunia digital,” terangnya.
Kategori Visualisasi Data Terbaik dimenangkan oleh laporan interaktif “Menguliti Oligarki Batubara di Indonesia” yang dibuat oleh Project Multatuli.
Mengambil inspirasi dari arcade fighting game layaknya Tekken dan Street Fighter, laporan interaktif ini mengajak pembacanya untuk “melawan” orang-orang berpengaruh seperti Aburizal Bakrie dan Garibaldi “Boy” Thohir dalam dengan menjawab pertanyaan tentang bisnis dan keterkaitan mereka dalam jejaring oligarki bisnis batubara.
Jurnalisme Pelajar Dalami Isu Anti Rokok
Diketahui, Indonesian Data Journalism Network (IDJN) adalah organisasi nirlaba dan komunitas yang mempromosikan dan mengajarkan jurnalisme data. IDJN didirikan pada Februari 2019 dengan tujuan untuk memberikan solusi atas kurangnya pengetahuan jurnalisme data di kalangan jurnalis di Indonesia.
Kegiatan IDJN meliputi meet up rutin untuk mempelajari jurnalisme data, membahas satu laporan atau belajar tools baru, membuat training dan riset jurnalisme data, serta berkolaborasi dalam pembuatan laporan jurnalisme data.
IDJN mempelopori Data Journalism Hackathon di Indonesia, sebuah kegiatan untuk mendorong kolaborasi antara jurnalis, designer, dan programer dalam membuat laporan jurnalisme data. Data Journalism Hackathon sudah digelar sebanyak empat kali sejak tahun 2020 hingga 2022. Lebih dari 300 orang sudah mengikuti hackathon ini, dan menghasilkan 28 laporan berbasis data.
Indonesian Data Journalism Awards (IDJA) merupakan kompetisi untuk laporan jurnalisme data terbaik yang dibuat oleh jurnalis dan media-media di Indonesia. ***