Moscow – Latihan militer NATO di dekat perbatasan Rusia yang melibatkan angkatan udara strategis dianggap tantangan berbahaya bagi Rusia.
Hal ini disampaikan Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Sabtu lalu.
“Saat ini Amerika Serikat dan NATO melakukan latihan yang tidak terjadwal, saya garis bawahi, latihan yang tidak terjadwal di perairan laut Hitam,” kata Putin.
“Dan tidak hanya melibatkan kapal-kapal perang, namun juga pesawat tempur dan pesawat bomber strategis digunakan dalam latihan ini,” tambahnya dikutip dari Sputnik 13/11/2021.
“Saya harus katakan bahwa Kementerian Pertahanan kami juga mengusulkan untuk gelar latihan militer yang tidak direncanakan di daerah yang sama,” tegas Putin.
Tetapi saya yakin bahwa hal ini tidak tepat dan tak ada kebutuhan untuk meningkatkan eskalasi di sana,” kata Putin kepada TV Russia 24.
Pernyataan Presiden Putin ini muncul setelah AS dan sekutunya menggelar latihan militer di dekat perairan Rusia.
Sebelumnya kapal USS Mount Whitney memasuki laut Hitam, dan Rusia mencatat ada beberapa penerbangan pengintaian oleh pesawat NATO di dekat Krimea.
Moscow beberapa kali mengecam aktivitas NATO di laut Hitam sebagai provokasi yang memicu ketegangan dan mengacu pada kebijakan mengurung Rusia.
Sementara Menlu Rusia Sergei Lavrov menekankan bahwa pengiriman kapal perang ke daerah dekat perbatasan Rusia menunjukkan Washington berupaya menggiring negara-negara sepanjang pantai terlibat konfrontasi.
Vladimir Putin juga menyangkal tuduhan bahwa Rusia sedang merencanakan invasi ke Ukraina, dengan mengatakan itu murni peringatan , dan Rusia bukan pihak dalam konflik di Donbass.
Putin mengomentari situasi saat ini di wilayah tersebut dengan mengatakan Ukraina resmi telah mengkonfirmasi penggunaan drone Bayraktar buatan Turki di wilayah tersebut dimana hal itu sangat dilarang dalam perjanjian Minsk.
Bulan lalu Staf Umum Ukraina mengklaim bahwa militernya telah menghancurkan howitzer musuh dengan rudal yang diluncurkan dari drone Bayraktar di Donbass.
Menurut Moscow, Kiev bertindak provokatif untuk memicu tanggapan dari milisi lokal dan melibatkan Rusia.
Presiden Rusia juga mengomentari krisis imigran yang terjadi di sepanjang perbatasan Belarusia-Polandia dan menekankan bahwa Moscow tidak punya kaitan dengan situasi tersebut. (fda)