![]() |
Ribuan Rektor dan Pimpinan Perguruan Tinggi hadiri aksi kebangsaan di Nusa Dua Bali |
NUSA DUA – Sekira tiga ribuan para pimpinan atau rektor turut bergabung dalam Aksi Kebangsaan Pimpinan Perguruan Tinggi se-Indonesia berangkat dari keprihatinan atas kondisi bangsa akhir-akhir ini.
Munculnya ajaran atau faham yang menganjurkan kekerasan, tindakan persekusi, adu domba, penyebaran fitnah dan kebencian yang bernuansa SARA.
Ideologi dan perjuangan ideologi yang demikian, kami sebut Gerakan Radikalisme, yang saat ini harus diakui, tujuannya sudah mengancam Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Oleh karena itu, Kami, Pimpinan Perguruan Tinggi memutuskan ikut bertanggung jawab untuk mengambil sikap dan langkah konkret melawan Gerakan Radikalisme,” tegas Ketua Tim Perumus Prof. Dr. H. Zainal Abidin dalam siaran persnya, Senin (25/9/2017)
Aksi Kebangsaan Pimpinan Perguruan Tinggi ini diawali Focus Group Discussion (FGD) 1 dan 2 di Bali yang dihadiri kurang lebih 80 Pimpinan Perguruan Tinggi.
Pada pertemuan FGD ini kemudian disepakati untuk bertemu dengan Presiden RI dan merekomendasikan pelaksanaan acara besar Aksi Kebangsaan Pimpinan Perguruan Tinggi melawan Radikalisme.
Aksi Kebangsaan ini akan dihadiri oleh seluruh Pimpinan Perguruan Tinggi se-Indonesia, yakni sekitar 4.000 Pimpinan Perguruan Tinggi.
Pertemuan ini akan menjadi pertemuan Pimpinan Perguruan Tinggi terbesar di Indonesia dimana sekitar 432 Profesor, 1127 Doktor dan 2500 lebih Magister, dll akan hadir dan terlibat dalam acara.
Dalam rangkaian acara ini diselenggarakan seminar yang akan menghadirkan tokoh-tokoh nasional, antara lain: Buya Syafi’i Ma’arif, Menristekdikti, Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Ketua Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (LKP PIP) Yudi Latif dan lainnya.
Seminar membahas tentang Peran Lembaga Pendidikan Tinggi sebagai Benteng Perlawanan terhadap Radikalisme serta Ancaman bagi Pancasila dan NKRI.
Aksi Kebangsaan ini akan berlangsung selama dua hari, yakni 25-26 September 2017, dibuka Menristek dikti dan acara puncak Aksi Kebangsaan Pimpinan Perguruan Tinggi ini akan dipimpin langsung Presiden Joko Widodo.
“Tujuan utama Aksi Kebangsaan ini adalah mencari solusi dan merumuskan langkah-langkah yang harus ditempuh, menghadapi berkembangnya faham radikalisme yang berpotensi memecahbelah anak bangsa dan keutuhan NKRI,” demikian Zaenal.
Dipenghujung acara nanti akan kami deklarasikan pernyataan sikap dalam bentuk Deklarasi Kebangsaan Perguruan Tinggi Se-Indonesia Melawan Radikalisme. (rhm)