LBH Ansor Jateng Ingatkan Kampanye Hitam dan Hoaks Jelang Pilpres

6 Februari 2019, 23:30 WIB
LBH%2BJateng
Direktur LBH Ansor Jateng Denny Septiviant/istimewa

SEMARANG – Masyarakat diingatkan terhadap kampanye hitam maupun informasi hoaks yang dapat menimbulkan perpecehan dan menebar teror mendekati pelaksanaan Pemilu dan Pilpres 2019.

Direktur LBH Ansor Jateng Denny Septiviant meminta seluruh anggota Ansor dan Banser agar turut membantu kepolisian dalam menjaga kondusivitas wilayah.

Apalagi, rentetan peristiwa menjelang pemilu seperti aksi kejahatan 69 atau Geng Brandalan Dinar Liar (Bradil) yang saat ini masih dalam pengejaran polisi berpotensi menjadi besar ketika kejahatan itu diglorifikasi melalui media sosial berbalut hoaks.

Tentu saja, hal itu, sangat rawan dipolitisasi serta ditumpangi banyak kepentingan. Dikatakan Denny, yang tidak luput agar diawasi juga munculnya aksi terorisme dimana kerap memanfaatkan momentum menjelang pemilu seperti sekarang.

“Praktik kampanye hitam dan hoaks yang bisa memecah persatuan sebaiknya juga dikawal teman-teman Ansor dan Banser. Karena tren kejahatan hari ini seringkali muncul menjelang pemilu,” katanya dalam rilis diterima Kabarnusa.com, Rabu 6 Februari 2018.

Dirinya khawatir, tindak kejahatan itu kemudian berubah menjadi teror di masyarakat dengan menyebarkan ketakutan dan keresahan. Karenanya kata dia anggota Ansor serta Banser diwajibkan kompak bersama Polri.

“Ansor-Banser harus memberikan kontribusi nyata membantu masyarakat dan kepolisian. Kembali menggiatkan siskamling, termasuk siskamling digital, menjaga keamanan dan jangan mudah terprovokasi,” tegasnya.

Pihaknya mengapresiasi penangkapan kelompok Bradil di Semarang yang dilakukan polisi Hal ini sebagai bagian utuh peran kepolisian dalam menjaga kondusifivas Kamtibmas jelang perhelatan politik 17 April 2019.

Ia melihat, media sosial dijadikan sarana untuk melakukan glorifikasi aksi-aksi gank ini atas itu ia berharap masyarakat tidak turut menyebarluaskan konten yang ada. Materi-materi baik berupa foto maupun video yang dibuat oleh anggota kelompok tersebut justru akan menimbulkan keresahan di masyarakat.

Dia mengajak semua pihak dalam kasus ini menggunakan media sosial untuk membantu pihak kepolisian. Misalnya mengidentifikasi para pelaku agar yang belum tertangkap dapat segera ditangani pihak berwajib. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini