Yogyakarta– Delegasi Uni Eropa (EU) untuk Indonesia kembali menggelar European Higher Education Fair (EHEF) pada Kamis, 6 November 2025.
Pameran pendidikan tinggi Eropa ini berlangsung di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) Universitas Gadjah Mada (UGM), menandai kali keenam acara serupa diselenggarakan di Kota Pelajar ini.
Lebih dari 80 institusi pendidikan tinggi dari 15 negara anggota Uni Eropa, termasuk Belgia, Jerman, Prancis, Belanda, dan Swedia, turut berpartisipasi dalam pameran tahunan ini.
Selain perwakilan kampus Eropa, lembaga pemberi beasiswa dari Indonesia seperti Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan Beasiswa Garuda juga hadir. Setelah Yogyakarta, EHEF akan berlanjut di Jakarta pada 8–9 November 2025.
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Denis Chaibi, menyatakan bahwa EHEF telah menjadi simbol komitmen Uni Eropa dalam mendukung mahasiswa Indonesia yang ingin melanjutkan studi di Eropa.
“EHEF menunjukkan komitmen Tim Eropa untuk mendukung mahasiswa Indonesia dalam mewujudkan keinginan mereka belajar di Eropa serta memperkuat kemitraan antara perguruan tinggi Indonesia dan Eropa,” ujar Chaibi.
Ia menjelaskan, pendidikan tinggi memiliki peran krusial dalam strategi Global Gateway Uni Eropa yang berfokus pada inovasi, pengembangan keterampilan, dan pemahaman lintas budaya.
Salah satu wujud nyata dukungan ini adalah program Erasmus+, yang telah memberikan kesempatan kepada ribuan mahasiswa Indonesia untuk studi atau riset di Eropa.
Setiap tahun, lebih dari 4.000 mahasiswa Indonesia menempuh pendidikan di Eropa, sebagian besar melalui lebih dari 1.000 beasiswa yang disediakan oleh Uni Eropa dan negara-negara anggotanya.
Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, Ph.D., menyambut baik terpilihnya UGM sebagai tuan rumah kembali setelah terakhir kali pada 2019.
“Eropa merupakan mitra strategis bagi UGM. Kami aktif bekerja sama dengan lebih dari 20 negara Eropa dalam bidang pendidikan, penelitian, dan inovasi. EHEF menjadi wadah penting untuk memperkuat jejaring tersebut,” kata Prof. Ova.
Dalam kesempatan tersebut, Uni Eropa juga memperkenalkan platform baru bertajuk “1.000 Green Engineering”.
Platform ini menyediakan informasi terkurasi mengenai program studi teknik hijau, pelatihan vokasi, dan kursus dari berbagai universitas di Eropa, termasuk informasi beasiswa yang relevan.
Inisiatif ini selaras dengan upaya mendukung transisi hijau dan pembangunan berkelanjutan, serta diharapkan menginspirasi mahasiswa Indonesia untuk menjadi penggerak perubahan dalam bidang teknologi ramah lingkungan.
Sejak pertama kali digelar di Indonesia pada tahun 2008, EHEF telah menarik lebih dari 6.000 pengunjung setiap tahunnya, menjadikannya salah satu pameran pendidikan luar negeri terbesar di tanah air.***

